"Dari sana itu saya gak mikir materi. Saya kerja keras mas. Pokoknya pelanggan senang dan puas itu tujuan saya. Akhirnya memiliki nomor hape saya. Jadi pas ngontrak di sini 2019 lalu saya umumkan dan langsung banyak yang ke sini. Jadi ini investasi jangka panjang begitu mas," tutur dia.
Atas bantuan dari pelanggannya itu, Kholil pun sudah tidak berharap bantuan sosial dari pemerintah.
Kholil mengaku tidak pernah didata oleh petugas pemerintah daerah setempat. Dia pun menduga dan bingung bahwa kemungkinan dia tidak mendapat bansos karena memiliki KTP dengan domisili Bojonegoro
"Padahal ya itu bukannya berharap nanti kan dalam islam namanya Tama' endak begitu. Tapi ya kami kan kesusahan ya seharusnya dapat bansos. Tapi ya mau gimana lagi. Saya pasrah aja cukup ikhtiar saja. Dari awal pandemi sampai sekarang belum dapat bansos tapi alhamdulilah saya bisa bertahan," tutur dia.
Baca Juga:Viral Pria Tunanetra Didenda Rp 50 Ribu Gegara Pakai Masker di Bawah Hidung
Sementara itu, meskipun tidak mendapat bansos, Kholil mengaku bahwa pelayanan kesehatan di Kota Malang untuk penyandang disabilitas cukup baik.
Puskesmas Janti yang biasa disinggahi istri dan Kholil untuk memeriksa kandungan, memiliki fasilitas yang ramah disabilitas.
"Ya terbantu. Sejak pertama hamil sampai saat ini tidak ada masalah. Di sana kan ada penanda jalan khusus difabel tuna netra dan resep obatnya pun sudah menggunakan braille jadi memudahkan saya dan istri. Dan nakesnya baik-baik," ujar dia.
Hingga kini pun Kholil mengaku tidak ada masalah dari kandungan bayi di perut istrinya. "Saya berharap bisa lahir dengan sehat anak saya di dunia ini," tutur dia.
Kontributor : Bob Bimantara Leander
Baca Juga:Kisah Pilu Anak-anak Tunanetra Belajar Daring di Tengah Pandemi Covid-19