SuaraMalang.id - Presiden klub Arema FC yang baru, Gilang Widya Pramana pasang target tinggi, yakni juara.
"Untuk target pasti teman-teman yang lain tahu seperti apa berharap seperti apa. Arema harapannya tinggi, juara. Mimpi kita harus besar. Target juara secepatnya," katanya.
Supaya target tersebut terwujud, lanjut Gilang, pihaknya telah menyiapkan sejumlah rencana, mulai dair membenahi infrastruktur stadion hingga membeli pemain asing berkualitas.
"Untuk target juara kita siapkan semua pemain, official, infrastruktur nanti kami bangun stadion. Tapi yang pertama kita benahi internal dulu kemudian kita benahi pusat latihan kita, terus kita bicara selanjutnya," sambung Juragan 99 ini.
Baca Juga:Alasan Arema FC Tunjuk Crazy Rich Malang Sebagai Presiden Klub
Sedangkan terkait struktur manajemen tim, Gilang tidak akan merombak besar-besaran.
"Untuk manajemen kami tidak merombak, manajemen biarkan saja yang ada berjalan. Saya akan tambahi dengan orang saya. Supaya apa? Supaya Arema bisa berjalan dengan baik di kompetisi mendatang," ujarnya.
Sam Gilang juga menjanjikan penuntasan dualisme yang sudah berlangsung hampir satu dekade.
"Yang paling penting pertama ada masalah dualisme ya pak IB (Iwan Budianto) itu segera kita selesaikan," ujarnya.
Bahkan, Ia telah menyiapkan timeline khusus untuk secara bertahap menyelesaikan dualisme.
Baca Juga:5 Hits Bola: Crazy Rich Malang Ditunjuk Jadi Presiden Arema FC
"Saya mengikuti pak IB dan juga tim. Untuk memberesi itu ada timeline dan kapan harus selesainya sudah ada targetnya," jelasnya.
Terpisah, kelompok suporter Arema berjuluk Make Malang Great Again (MMGA) menyambut baik janji Presiden klub Arema FC Gilang Widya Pramana.
"Apalagi mas Gilang telah berstatemen resmi, bahwa penuntasan dualisme Arema yang sudah 10 tahun ditempatkan pada prioritas pertama dan disertai dengan target timeline kerjanya," kata perwakilan MMGA, Andi Sinyo kepada SuaraMalang.id, Senin (7/6/2021).
Sinyo pun beranggapan bahwa pergerakan Aremania tersebut tidak memandang bulu siapapun yang akan menahkodai Arema.
"Asalkan mempunyai tujuan yang sama kami menaruh penghargaan yang tinggi," sambungnya.
Ia juga berpendapat, Gilang mempunyai kapasitas yang mempuni untuk menuntaskan dualisme. Sebab, mempunyai latar belakang pebisnis dan manajemen yang mumpuni.
Namun, menurutnya, dualisme tidak serta merta bisa diselesaikan dengan uang.
"Tapi penyelesaian dualisme Arema bukan hanya mengenai soal nilai-nilai nominal Ekonomi tapi juga mengenai memanggul hati berbagai pihak terutama kubu-kubu yang terpecah," urainya.
Maka, Presiden klub Gilang tidak bisa sendirian menyelesaikan masalah yang sudah menahun itu. Tentu dibutuhkan peran aktif Aremania agar Arema kembali satu.
"Dan untuk hal ini mas Gilang saya rasa butuh bantuan dan dukungan berbagai pihak. Terutama dari supporter berbagai kubu. Mengapa? Karena sebagai pergerakan kami cukup tau betapa sulitnya menyatukan pemangku-pemangku kepentingan dalam dua Arema," sambungnya.
Ia berharap Presiden Klub Arema FC Gilang memulai penuntasan dualisme dari Yayasan Arema. Sebab, asal muasal konflik berawal dari yayasan tersebut.
"Masuklah dari pintu Yayasan Arema, bila perlu jadilah pembina atau salah satu dari dewan pembina. karena hanya pada Yayasan Arema lah tanggal 11 Agustus 1987 itu nyata tak terbantahkan sebagai penegasan Arema yang lahir 11 Agustus 1987. Dan yang tak kalah penting, badan hukum Yayasan sebagai bentuk bahwa Arema milik Aremania milik masyarakat Malang Raya," jelasnya.
MMGA pun siap membuka diri untuk Presiden Klub Arema FC yang baru.
"Jika diminta bantuan sebagai mediator komunikasi oleh pihak siapapun baik Arema Liga 1 maupun Arema Liga 3 kami siap membuka diri," tutupnya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander