Dengan ketiadaan pembelajaran tatap muka di Jember selama pandemi, lanjutnya, juga memunculkan persoalan baru, yakni kesenjangan kualitas pendidikan.
“Coba kita bayangkan bagaimana siswa-siswa kita di pegunungan, yang tidak punya android. Apakah sekarang itu semua kita gebyah uyah, sekarang tidak usaha pembelajaran tatap muka, sudah online cukup. Tapi tidak pernah melihat dampak luar biasa,” kata Rosyid.
Dia pun menegaskan, jangan sampai karena Covid-19 yang telah mengubah proses belajar dari yang awalnya di sekolah ke pembelajaran online menyebabkan siswa tidak mendapatkan pendidikan yang memadai.
“Jangan sampai learning lost jadi educational lost. Jangan sampai generasi akibat covid ini, sekian tahun kemudian, memang dulu sekolah, tapi tidak ada apa-apanya. Pendidikan karakter yang jadi atensi pemerintah pusat kita akan ambyar. Padahal, saya perlu tegaskan, sumber daya pendukung sekolah sudah miliaran rupiah dibelanjakan untuk mitigasi Covid-19,” kata Rosyid.
Baca Juga:IDI Jember Tak Rekomendasikan Pembelajaran Tatap Muka, Ini Alasannya