Ini 10 Kota Toleran Versi Setara Institute

Setara Institut melakukan penelitian menggunakan sejumlah variabel sistemik tentang tingkat toleransi di sejumlah kota di Indonesia tahun 2020.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 25 Februari 2021 | 22:43 WIB
Ini 10 Kota Toleran Versi Setara Institute
ilustrasi. kota toleransi di Indonesia versi Setara Institut. [Shutterstock]

SuaraMalang.id - Setara Institute mengumumkan 10 kota dari total 94 kota dengan tingkat toleransi tinggi di Indonesia, Kamis (25/2/2021). 

Sepuluh kota toleransi paling tinggi versi Setara Institute, yakni Kota Salatiga dengan Skor (6.717), Kota Singkawang (6.450), Manado (6.200), Tomohon (6.183), Kupang (6.183), Surabaya (6.003).

Selanjutnya, Kota Ambon (5.733), Kediri (5.583), Sukabumi (5.546) dan Kota Bekasi (5.530).

Irjen Kemendagri, Tumpang Haposan Simanjuntak, mengapresiasi 10 Wali Kota yang berhasil menjaga toleransi di kota yang dipimpin masing-masing.

Baca Juga:Bekasi Masuk Jajaran 10 Kota Paling Toleran Versi Setara Institute

"Penghargaan bidang administrasi pembangunan keuangan daerah sudah biasa, tetapi penghargaan dari Setara institut sebagai lembaga independen, sangat mumpuni karena melalui pendekatan ilmiah," katanya, seperti dikutip dari ANTARA, Kamis.

Ia melanjutkan, keberhasilan sepuluh wali kota di Indonesia dalam menjaga toleransi di daerah, bisa menjadi rujukan bagi daerah lain. Utamanya dalam mendukung konsep toleransi dalam tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Sepuluh wali kota ini telah memimpin kota dengan baik dan mendapat penghargaan dari Setara Institute yang merupakan lembaga independen dengan memakai sejumlah variabel atau data," urainya.

Sebelumnya, Setara Institute melakukan penelitian menggunakan sejumlah variabel sistemik di kota yang mempengaruhi perilaku sosial antaridentitas dan entitas warga kota yang meliputi kebijakan-kebijakan pemerintah kota, tindakan aparatur pemerintah kota, perilaku entitas warga dengan warga, pemerintah dengan warga, dan relasi-relasi dalam heterogenitas demografi warga kota.

Selain itu, pemilihan kota sebagai objek kajian, didasari pada komposisi penduduk di perkotaan lebih heterogen di banding kabupaten.

Baca Juga:Berwisata Sekaligus Belajar Toleransi Beragama di Bukit Rhema

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini