SuaraMalang.id - Selama ini meningitis mungkin dianggap hanya menyerang seroang di usia dewasa. Padah, meningitis juga bisa terjadi pada anak.
Seperti diketahui, meningitis merupakan penyakit radang selaput otak yang bisa dialami oleh anak-anak, bahkan sejak bayi. Penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri, jamur, ataupun virus itu termasuk dalam sepuluh besar penyebab kematian di Indonesia.
Bahkan skalanya yang tercatat, 1 dari 10 anak Indonesia yang mengalami sakit meningitis bisa meninggal dunia.
"Kenyataannya meningitis salah satu penyumbang di Indonesia 8 atau 9. Jadi termasuk 10 besar dan di Asia Tenggara tertinggi. Kita penting sekali mengenal dan penting tahu cara mencegahnya. Karena 1 dari 10 anak meningitis bisa meninggal karena memang angka kematiannya tinggi, 14 persen," kata dokter spesialis anak neurologi dr. Herbowo Agung Sp.A(K) saat siaran langsung bersama @kenapaharusvaksin, Selasa (19/1/2021).
Baca Juga:Benarkah Meningitis Bisa Sebabkan Komplikasi? Ini Kata Dokter
Selain risiko kematiannya yang cukupnya tinggi, meningitis pada anak juga berisiko menimbulkan gangguan tumbuh kembang. Sehingga, menurut dokter Herbowo, penting bagi orangtua untuk waspada dengan mengetahui penyakit meningitis juga aktif melakukan pencegahan.
"Jadi bukan cuma 1 dari 10 anak bisa meninggal, tapi 9 di antaranya yang selamat itu juga rentan mengalami masalah dikemudian hari. Masalahnya bisa gangguan tumbuh kembang, bisa tuli, cerebral palsy, epilepsi. Juga bisa sebabkan anak gak pintar kemudian hari. Kalaupun lolos (dari kematian) sangat rentan alami kecacatan atau gejala sisa," jelasnya.
Dokter Herbowo menjelaskan bahwa otak manusia memiliki selaput yang berfungsi untuk memberikan perlindungan. Tetapi jika selaput gagal memberikan perlindungan karena terinfeksi dengan bakteri, kuman, atau virus maka akan terjadi penyakit radang selaput otak atau disebut juga meningitis.
Menurut dokter Herbowo, kebanyakan kasus meningitis di Indonesia terjadi karena infeksi bakteri.
"Kalau sering dengar meningitis bakteri dan meningitis TBC. Itu sama-sama dari bakteri tapi jenisnya beda. Kalau bakteri dan jamur biasanya terjadi pada anak-anak daya tahan jelek karena AIDS, itu bawaan dari lahir. Kalau karena virus, di Indonesia sendiri cukup jarang. Di Indonesia lebih banyak karena bakteri," katanya.
Baca Juga:Orangtua Wajib Waspadai Gejala Meningitis Pada Anak, Ini Bahayanya