Berkaca dari Kalina Oktarani, Lebih Bahaya Covid-19 atau Pneumonia?

Antara Pneumonia dan Covid-19 memang dapat memiliki kemiripan gejala karena sama-sama menyerang paru-paru. Terutama gejala sesak napas.

Bimo Aria Fundrika | Lilis Varwati
Jum'at, 08 Januari 2021 | 16:26 WIB
Berkaca dari Kalina Oktarani, Lebih Bahaya Covid-19 atau Pneumonia?
Kalina Oktarani dirawat di rumah sakit akibat sakit tipes. [Instagram]

SuaraMalang.id - Kalina Oktarani tak menyangka terinfeksi Covid-19. Padahal sebelumnya diagnosa dokter menyatakan bahwa mantan istri Deddy Corbuzier itu sakit tifus. 

Namun berdasarkan hasil CT scan, dokter menyebut Kalina sakit pneumonia. Dari hasil tersebut dokter sempat mendiagnosa Kalina positif Covid-19, walau hasil tes PCR belum keluar. Tetapi keesokan harinya, diagnosa Kalina kembali berubah lantaran hasil swab menunjukkan negatif Covid-19.

Antara Pneumonia dan Covid-19 memang dapat memiliki kemiripan gejala karena sama-sama menyerang paru-paru. Terutama gejala sesak napas. 

Namun, secara tingkat keparahan dokter Spesialis Penyakit Dalam prof. dr. Ari Fahrial Syam Sp.Pd., mengatakan bahwa Covid-19 bisa menyerang paru-paru lebih parah daripada pneumonia.

Baca Juga:Tambah 10.617 Orang Sehari, Indonesia Cetak Rekor Baru Positif Corona

Kalina Oktarani beberkan kondisi terkini di rumah sakit [Instagram/kalinaoctaranny]
Kalina Oktarani beberkan kondisi terkini di rumah sakit [Instagram/kalinaoctaranny]

"Makanya covid ini berbahaya karena dia bisa memburuk cepat. Iya (lebih cepat covid merusak paru-paru), bahayanya di situ," kata Prof Ari kepada suara.com, Jumat (8/1/2021).

Covid-19 memang bisa menyebabkan pnemonia jika virus yang menginfeksi adalah SARS Cov-2. Tetapi, Prof Ari menekankan bahwa pneumonia tidak hanya bisa disebabkan oleh virus. Karenanya, tidak semua pasien sakit pneumonia berarti sakit Covid-19.

"Pneumonia itu kan disebabkan bakteri, virus. Jadi artinya setiap pneumonia belum tentu Covid. Bisa juga disebabkan virus lain atau bakteri," ucapnya.

Dari Gejala yang terjadi, Covid-19 juga lebih beragam daripada pneumonia. Sehingga gejala awal yang muncul antara kedua penyakit tersebut bisa saja berbeda.

"Bisa ada perbedaan. Seperti Covid ini kan kita sebut gejalanya bisa macam-macam," kata Ari.

Baca Juga:Kabar Suntik Vaksin Sinovac Bisa Perbesar Ukuran Penis, Begini Faktanya

Dari banyak penelitian telah disebutkan bahwa Covid-19 bisa menimbulkan banyak gejala, mulai dari menurunnya kadar oksigen dalam darah, kehilangan indera penciuman dan perasa, kebingungan, hingga ruam pada kulit. Sedangkan pneumonia gejala umumnya berupa batuk, demam, sesak napas, dan kelelahan.

Selain itu, diagnosa Covid-19 harus dibuktikan melalui tes PCR antibodi, sedangkan pneumonia perlu melakukan pemeriksaan CT Scan.

"Pneumonia ini kan tahunya dari foto thorax. Kalau bilang pneumonia dari pemeriksaan fisik aja itu baru diduga. Kepastiannya dari foto thorax," jelas Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini