Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Senin, 13 Januari 2025 | 21:28 WIB
Ilustrasi wabah PMK. [Dok.Covesia.com]

SuaraMalang.id - Jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengalami lonjakan signifikan pada awal 2025.

Hingga saat ini, tercatat sebanyak 1.031 sapi terpapar virus PMK dari total populasi sapi di Jember yang mencapai 273.019 ekor.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jember, drh Elok Kristianti, mengungkapkan dampak serius dari penyebaran virus ini.

“Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 78 ekor sapi mati, 25 ekor dipotong paksa, dan 163 ekor berhasil sembuh,” ujar Elok, Senin (13/1/2025).

Baca Juga: Wabah PMK Jatim: 11 Ribu Sapi Terinfeksi, Pasar Hewan Ditutup?

Penyebaran PMK hampir terjadi di seluruh kecamatan di Jember. Kecamatan Tempurejo menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, mencapai 271 ekor sapi terpapar, disusul oleh Kecamatan Bangsalsari dengan 12 kasus, Kecamatan Ambulu, dan Sumberbaru masing-masing dengan 70 kasus. Kecamatan lainnya mencatat jumlah kasus di bawah 60 ekor.

Meskipun kasus terus meningkat, Elok menyebutkan bahwa penutupan pasar hewan belum menjadi opsi.

“Keputusan untuk menutup pasar hewan membutuhkan kajian lebih lanjut dan banyak pertimbangan. Hal ini akan dirumuskan oleh pejabat otoritas veteriner untuk diajukan kepada bupati,” jelas Elok.

Pemerintah Kabupaten Jember telah melakukan vaksinasi pada 4.661 ekor sapi, namun angka ini masih jauh dari kebutuhan untuk mengendalikan penyebaran virus PMK. Jumlah vaksin yang tersedia hanya 4.750 dosis, dan kini persediaan sudah habis.

“Kami tidak memiliki cadangan vaksin PMK, sehingga vaksinasi lanjutan tidak bisa dilakukan untuk saat ini,” ujar Elok. Meski demikian, pemerintah tetap berupaya mengendalikan penyebaran melalui penyemprotan disinfektan di pasar hewan serta pengobatan bagi ternak yang terpapar.

Baca Juga: Sapi di Malang Terserang PMK Lagi, Harga Anjlok Drastis

Elok mengimbau para peternak untuk tidak buru-buru menjual ternak yang terpapar PMK.

“Menjual sapi dalam kondisi terpapar justru memperluas penyebaran virus. Sebagian besar sapi masih dapat diselamatkan dengan pengobatan jika belum terlalu parah,” tambahnya.

Upaya lain yang dilakukan adalah pengambilan sampel ternak untuk uji laboratorium guna memastikan tingkat penyebaran dan efektivitas langkah pengobatan.

Dengan lonjakan kasus PMK, Pemkab Jember dihadapkan pada tantangan besar untuk memastikan ketersediaan vaksin dan upaya pencegahan yang memadai.

Diharapkan koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah pusat dapat segera dilakukan untuk menambah suplai vaksin dan menghentikan penyebaran virus yang mengancam produktivitas peternakan.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More