Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Rabu, 18 Desember 2024 | 12:54 WIB
Tumpak Sewu. (@lambe_turah/instagram)

SuaraMalang.id - Konflik pengelolaan wisata Tumpak Sewu Semeru kembali menjadi sorotan setelah sebuah video berdurasi tiga menit viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @warawiri_indonesia.official, seorang pemandu wisata (guide) terlihat berdebat dengan sejumlah orang di bawah aliran sungai Tumpak Sewu terkait penarikan tiket masuk yang dianggap berlebihan.

Pengunjung, termasuk wisatawan mancanegara, diminta untuk membayar tiket hingga tiga kali, mulai dari pintu masuk hingga mencapai area view air terjun di bawah.

Situasi ini memunculkan keluhan dari wisatawan dan pandangan negatif terhadap pengelolaan destinasi wisata tersebut.

Baca Juga: Viral! Keluhan Tiket Berkali-kali di Tumpak Sewu, Dispar Lumajang Bertindak

Dalam video, salah satu penarik tiket mengklaim bahwa mereka memiliki otoritas resmi untuk memungut biaya. Bahkan, orang tersebut menyatakan siap dilaporkan jika ada yang merasa keberatan.

"Aku siap divedio, aku siap dilaporno nang endi ae, aku mek kerjo," ujar salah satu orang yang terekam dalam video tersebut.

Setelah beberapa menit perdebatan, guide akhirnya diperbolehkan melanjutkan perjalanan bersama wisatawan mancanegara.

Sang guide mencoba meredam situasi dengan menjelaskan kepada turis bahwa masalah ini hanya terkait pengelolaan manajemen wisata.

Pengelolaan Tumpak Sewu Semeru memang sudah lama menjadi konflik antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang.

Baca Juga: Skandal Tiket Tumpak Sewu: Turis Mengeluh, Dinas Pariwisata Bungkam

View utama dan jalur masuk menuju Tumpak Sewu berada di Desa Sidomulyo, Kabupaten Lumajang.
Sementara area bawah aliran sungai menuju air terjun diklaim masuk wilayah Desa Sidorenggo, Kabupaten Malang.

Meski sebelumnya pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mencoba memediasi kedua pihak, hingga kini tidak ada titik temu terkait pengelolaan yang terintegrasi.

Masyarakat dan pelaku wisata berharap konflik ini segera diselesaikan, mengingat dampaknya terhadap citra pariwisata Indonesia.

Mereka juga meminta kepolisian untuk turun tangan dan memastikan tidak ada pungutan liar yang merugikan wisatawan.

"Hasil pungutan tiket harus diaudit agar jelas ke mana uangnya digunakan. Jangan sampai ulah segelintir oknum merusak citra pariwisata kita, terutama di mata internasional," ujar salah seorang warga.

Konflik ini dikhawatirkan dapat memengaruhi minat wisatawan, terutama wisatawan mancanegara, untuk mengunjungi Tumpak Sewu.

Dengan keindahannya yang luar biasa, Tumpak Sewu seharusnya menjadi daya tarik utama pariwisata di Jawa Timur, bukan menjadi sorotan karena pengelolaan yang bermasalah.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More