Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Kamis, 07 November 2024 | 22:50 WIB
Sakit leher, gondongan (Unsplash/ Keenan Constance)

SuaraMalang.id - Kabupaten Malang telah mencatat sebanyak 2.001 kasus penyakit gondongan dari Januari hingga September 2024, dengan mayoritas kasus menyerang anak-anak dan remaja.

Menghadapi situasi ini, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, menyatakan bahwa pemerintah belum merencanakan lockdown namun mempertimbangkan langkah-langkah pencegahan strategis.

“Belum ada keputusan untuk lockdown. Kita perlu kajian mendalam sebelum mengambil kebijakan,” ujar Didik Gatot Subroto.

Ia juga telah menginstruksikan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Nur Syamsu Dhuha, untuk berkoordinasi dengan kepala puskesmas guna mengidentifikasi dan mengintervensi wilayah dengan sebaran gondongan tertinggi.

Baca Juga: Ciri-Ciri Rokok Ilegal dan Cara Melapor, Simak di Sini

Langkah pencegahan yang sedang dilakukan termasuk inventarisasi terbaru kasus gondongan oleh Dinas Kesehatan.

“Kami sedang melakukan pendataan dan segera menentukan tindakan pencegahan yang efektif berdasarkan data tersebut,” tambah Didik.

Penyakit gondongan, yang paling banyak menyerang kelompok usia 5 hingga 14 tahun, menimbulkan kekhawatiran khusus di kalangan anak-anak dan remaja, dengan 1.639 kasus atau 81,9% dari total kasus tercatat pada kelompok usia ini.

Didik menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dan respons komunitas dalam mengatasi penyebaran penyakit ini.

“Kami akan terus memonitor situasi dan mengambil langkah sesuai kebutuhan, berkoordinasi dengan semua pihak terkait,” ucapnya.

Baca Juga: Pasar Dampit Dilalap Si Jago Merah, Kerugian Ditaksir Capai Ratusan Juta

Pemkab Malang mengajak semua elemen masyarakat untuk tetap waspada dan proaktif dalam mencegah penyebaran penyakit gondongan, mengingat potensi dampaknya yang signifikan pada anak-anak dan remaja di wilayah tersebut.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More