SuaraMalang.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (BEM UB) mengirimkan bet pingpong untuk Mendikbud Nadiem Makarim.
Bet pingpong tersebut berada di dalam sebuah kotak yang juga berisi surat terbuka untuk Nadiem Makarim.
Presiden BEM UB, Satria Naufal mengatakan, barang-barang yang dikirim tersebut diberi nama 'Kotak Reformasi'.
Dia menjelaskan, bet pingpong itu dikirim sebagai bentuk sarkasme terhadap kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Bet tenis meja bermakna politik pingpong yang sedang dilakukan pemerintah dengan kampus. Nasib anak bangsa pun ikut terpingpongkan.
Baca Juga: UKT Universitas Brawijaya Naik 12 Golongan, Mimpi Kuliah Makin Sulit?
“Ini juga sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan UKT setelah melaksanakan demonstrasi kenaikan UKT kemarin,” ujar Naufal dikutip dari BeritaJatim--jaringan Suara.com, Jumat (22/05/2024).
Tak hanya mengirimkan surat terbuka, BEM UB juga merilis video animasi berjudul “Politik Pingpong”. Isinya, Menteri Nadiem Makarim bermain pingpong bersama pihak UB.
Dalam video tersebut diperlihatkan Sekdir Dikti, Tjitjik Sri yang mengatakan “Kuliah adalah Kebutuhan Tersier”.
Satria mengungkapkan, UKT menjadi semakin rumit dengan saling lempar tanggung jawab antara pemerintah dengan kampus. Pihak rektorat selalu mengalihkannya kepada Kemendikbudristek.
“Sementara itu, respon Kemendikbudristek juga yang selalu memberikan pernyataan bahwa ini salah kampus. Kami menyimbolkan ini adalah Politik Pingpong,” kata Satria.
Baca Juga: Kenaikan Biaya UKT 2024 Diprotes Hingga Viral, Begini Penjelasan Universitas Brawijaya
Harusnya, kata dia, kementerian dengan perguruan tinggi harus memiliki kebijakan politik yang sama untuk menyelesaikan ini. Bantuan keungan yang diberikan juga terbatas.
“Saya berpesan untuk Nadiem Makarim, Mendikbudristek RI bahwa jika masih tidak mengindahkan maka akan banyak perlawanan dari setiap kampus termasuk hari ini. Kami suarakan tagar #ReformasiPendidikanTinggi #TurunkanUKTAtauNadiemYangTurun,” kata Satria.
Aksi mahasiswa UB ini dilakukan terkait protes kenaikan UKT yang dinilai sudah terlampau tinggi. Ada tiga tuntutan yang disuarakan BEM UB, berikut ini rinciannya:
Pertama, menuntut dicabutnya Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 2 Tahun 2024 beserta peraturan turunannya.
Kedua, Mendesak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk melakukan audit kepada peraturan rektor atau peraturan lainnya yang mengikat untuk kenaikan UKT dan iuran Pembangunan Institusi (IPI) di setiap perguruan tinggi.
Ketiga, Mendesak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI untuk Mencabut beberapa pernyataan yang merendahkan marwah perguruan tinggi.
Berita Terkait
-
Majelis Rektor Benarkan UKT Berpotensi Naik Imbas Efisiensi Anggaran Diktisaintek
-
Panduan Lengkap Bayar UKT di BRImo: Gak Perlu Antre di Bank!
-
Panduan Lengkap Bayar UKT via BRImo: Cepat, Mudah, dan Aman!
-
Apakah Cuti Kuliah Tetap Bayar UKT? Begini Peraturan dan Ketentuannya
-
Wow! SMA Negeri 1 Purwakarta Kunjungi Universitas Brawijaya di Malang
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Senyum Kembali Mekar: Trauma Healing Pulihkan Hati Anak Korban Banjir Bandang Bondowoso
-
Wahyu Hidayat Tidak Akan Gelar Perayaan Akbar Usai Dilantik Jadi Wali Kota Malang
-
Figo Siap 'Habisi' Mantan Tim Demi Selamatkan PSS dari Degradasi
-
Ditinggal Sponsor, Arema FC Hemat Rp 200 Juta dengan Laga Tanpa Penonton
-
Candi Ngetos dan Candi Lor Resmi Jadi Cagar Budaya