Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Jum'at, 17 Mei 2024 | 18:43 WIB
Ilustrasi pilkada. [Ist]

SuaraMalang.id - Menjelang Pemilihan Bupati Bondowoso pada 27 November 2024, sejumlah tokoh mulai bermunculan sebagai kandidat calon bupati atau wakil bupati.

Mereka berasal dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, akademisi, praktisi hukum, dan bidang lainnya.

Namun, menurut pengamat politik, kekuatan para kandidat baru ini belum mampu mengoyak dominasi tokoh politik lama yang sudah kuat dan kokoh di Bondowoso.

Beberapa kandidat yang mencuat di antaranya adalah Fauzi Cahyo Purnomo, pasangan KH Nurul Hidayat dan Haryono, pasangan KH Abuya Hasan dan Baidawi, serta pasangan KH Muhammad Hasan Abdul Muiz dan Eko Mardyanto.

Meskipun pamflet digital mereka telah tersebar di grup-grup WhatsApp dan media sosial, belum terlihat antusiasme dari partai politik (parpol) parlemen untuk menyambut mereka.

Direktur Riset Pilar Data Research and Consulting, Muhlisin, berkomentar bahwa kemunculan tokoh-tokoh baru menjelang pilbup adalah hal biasa.

Namun, tantangan sebenarnya adalah apakah mereka bisa bertahan dan bersaing dengan tokoh politik yang sudah lebih dulu kuat.

"Kalau masalah tiba-tiba atau tidak, memang sudah biasa," ungkap Muhlisin, dikutip hari Jumat (17/5/2024).

Muhlisin menjelaskan bahwa tujuan para tokoh baru muncul menjelang pilbup adalah untuk melihat respons publik.

Namun, respons tersebut tidak selalu positif, terutama mengingat sulitnya mendobrak pamor tokoh politik yang sudah lama berkuasa.

"Makanya, menjadi wajar mereka akan menyisakan yang kuat saja. Apalagi ada hasil persepsi masyarakat melalui survei," tuturnya.

Alumnus FISIP Unej ini juga menyinggung istilah "tes ombak" yang digunakan untuk fenomena kemunculan tokoh-tokoh baru ini.

"Tes ombak itu, iya ada. Kan istilah saja untuk melihat respons publik. Tes ombak itu bisa ikut pileg dulu. Cek respons masyarakat atau dilakukan survei opini publik," jelasnya.

Menurut Muhlisin, motif tes ombak pun berbeda-beda tergantung pada usaha masing-masing tokoh dalam melakukan gerakan politik mereka.

"Bergantung pada usaha masing-masing melakukan gerakan. Motifnya juga bisa berbeda. Karena mau serius atau tidak, mereka tetap mengeluarkan biaya," ungkapnya.

Tes ombak ini bisa jadi merupakan salah satu usaha para tokoh untuk memupuk basis politik mereka untuk masa mendatang. Namun, bagi mereka, tantangan untuk maju pilbup tetap ada.

"Proses-proses seorang calon itu tantangannya. Selain melihat respons masyarakat, seorang calon harus bersaing mendapatkan rekomendasi partai," pungkasnya.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More