SuaraMalang.id - Publik menaruh perhatian khusus terhadap langkah politik yang akan diambil oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setelah Pemilu 2024, mengingat partai tersebut memiliki pengalaman panjang sebagai barisan oposisi.
Muncul spekulasi apakah PKS akan tetap berada di posisi oposisi atau memilih untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan yang akan datang.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengungkapkan bahwa berada di barisan oposisi selama satu dekade tentu merupakan hal yang cukup melelahkan bagi PKS.
Menurutnya, jika PKS memilih untuk mendukung Prabowo Subianto yang dinyatakan menang versi quick count, maka kesempatan untuk bergabung dengan koalisi terbuka lebar tanpa adanya hambatan yang signifikan.
"PKS tidak ada kendala dengan Prabowo, telah membersamai dua kali pemilu, dan ini tidak membuat chemistry mereka sulit untuk bersatu," ujar Pangi, dikutip hari Minggi (17/3/2024).
Ia menambahkan bahwa jika PKS memilih untuk tetap menjadi oposisi, langkah tersebut patut diapresiasi, mengingat tidak ada partai yang sanggup bertahan menjadi oposisi selama 15 tahun.
Di sisi lain, Pangi menyayangkan sikap masyarakat yang kurang mengapresiasi peran PKS sebagai oposisi selama dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Hal ini terlihat dari perolehan suara PKS yang tidak mengalami peningkatan signifikan di Pemilu 2019.
"Rakyat tidak cukup cerdas untuk itu. Rakyat tidak memberikan reward terhadap perjuangan PKS," tuturnya.
Baca Juga: Rekapitulasi Suara di 31 Provinsi Selesai, Prabowo-Gibran Unggul
Sementara itu, Muhammad Fuady, pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Bandung, menilai bahwa PKS harus mempertimbangkan secara matang langkah politik mereka ke depan.
Bergabung dengan pemerintahan bisa berdampak pada suara PKS di masa mendatang. "Partai ini tidak memiliki tradisi mengkhianati suara konstituennya," kata Fuady.
Keputusan PKS pasca Pemilu 2024 akan menjadi momen kritis yang menentukan arah dan masa depan partai tersebut dalam kancah politik Indonesia.
Kesetiaan terhadap konstituen dan peran sebagai oposisi menjadi pertimbangan penting dalam menentukan langkah selanjutnya.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
-
Rekapitulasi Suara di 31 Provinsi Selesai, Prabowo-Gibran Unggul
-
Wajar Prabowo-Gibran Rayu Nasdem, Kursi Koalisi di DPR Belum 50 Persen
-
Isu Jatah Kursi Menteri, Sinyal Partai Nasdem Ogah-ogahan Jadi Oposisi
-
Sandiaga Uno Beri Sinyal PPP Merapat ke Prabowo, Waketum: Saya Luruskan...
-
Prabowo-Gibran Sudah Menang di 24 Provinsi, Anies Baswedan Tetap Tunggu Hasil Akhir
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
Terkini
-
BRI Bangun UMKM Tangguh Lewat BRILiaN, Pengusaha Muda Kombucha Jadi Inspirasi
-
Nikmati, Cashback Maksimal dari BRI untuk Investor Sukuk Ritel SR023T3 dan SR023T5
-
Modal Gercep! Saldo Rp199 Ribu Langsung Cair, Sikat 3 Link DANA Kaget Ini
-
BRI Hadirkan QRIS Kartu Kredit di Super Apps BRImo untuk Transaksi Besar
-
Lewat Holding UMi, BRI Tingkatkan Keuangan Inklusif untuk UMKM