Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 17 Februari 2024 | 15:29 WIB
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato politiknya dalam acara Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraMalang.id - Pengamat politik Jerry Massie memperkirakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo-Gibran pasca Pemilu 2024, mengingat posisi sementara Prabowo-Gibran yang unggul dengan perolehan suara 57,4% dari total suara yang masuk hingga saat ini.

Perolehan suara sementara PKS yang mencapai 7,61% dianggap sebagai potensi besar untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan mendatang.

Jerry menilai ada dua indikator kuat yang menunjukkan kemungkinan PKS merapat ke koalisi Prabowo-Gibran. Pertama, sejarah dukungan PKS terhadap Prabowo dalam beberapa kesempatan Pemilu sebelumnya, yang menandakan adanya hubungan baik antara PKS dengan Partai Gerindra.

Kedua, faktor Partai Demokrat dan SBY, di mana PKS pernah menjadi bagian dari koalisi pemerintahan SBY dan memiliki hubungan historis yang baik.

Baca Juga: AS Belum Mau Ucapkan Selamat ke Prabowo, Gedung Putih: Kami Menghormati Demokrasi

Pengamat juga menyinggung potensi Partai NasDem untuk bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran, berdasarkan dinamika politik saat ini.

Sementara itu, PKB dinilai memiliki kemungkinan kecil untuk bergabung karena perbedaan arah politik yang ditunjukkan sebelumnya.

Keberhasilan Prabowo-Gibran dalam mengumpulkan dukungan dari berbagai partai politik, termasuk PKS dan kemungkinan NasDem, dapat mengulang koalisi besar seperti pada Pemilu 2019, di mana sembilan partai politik bergabung mendukung koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin.

Jerry Massie memprediksi bahwa PDIP akan berada di posisi oposisi, ditemani oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menandai pergeseran konstelasi politik pasca Pemilu 2024.

Prediksi ini menunjukkan dinamika politik Indonesia yang terus berubah dan adaptif terhadap hasil pemilu serta kepentingan strategis masing-masing partai politik.

Baca Juga: Program Makan Siang Gratis Terus Dikritik, Gibran Terheran-heran

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More