SuaraMalang.id - Di antara ragam kuliner khas Malang, Puthu lanang menonjol sebagai camilan tradisional yang telah menjadi bagian dari sejarah kuliner kota sejak tahun 1935.
Camilan manis ini tidak hanya dikenal karena sejarah panjangnya, tetapi juga karena kepopulerannya yang tak pernah surut di kalangan pembeli.
Puthu lanang, yang dimulai oleh pasangan pendiri Supiah dan Abdul Jalal, awalnya dijajakan dengan berkeliling menggunakan gerobak.
Namun, seiring waktu, Supiah memutuskan untuk menetapkan lokasi penjualan tetap yang dikenal sebagai Puthu Celaket, terletak di kawasan Celaket, Kota Malang.
Meningkatnya jumlah penjual kue putu yang mengklaim sebagai bagian dari Puthu Lanang di Malang, menyebabkan pemilik asli merasa khawatir akan reputasi dan kualitas produknya.
Akibatnya, pada tahun 2003, pemilik warung asli mengajukan paten untuk merek dagang Puthu Lanang, guna mempertahankan keasliannya.
Kios Puthu Lanang yang berlokasi di depan gang kecil di Jalan Jaksa Agung Suprapto, buka setiap hari mulai pukul 17.30 WIB.
Camilan ini sangat diminati dan seringkali terjual habis dalam waktu sekitar 3,5 jam, dengan penjualan mencapai 600 hingga 700 kue setiap hari.
Untuk memenuhi permintaan yang tinggi, diperlukan sekitar 100 butir kelapa untuk santan dan sekitar 50 kilogram bahan lainnya.
Baca Juga: Gado-Gado Pak Wito di Malang: Menjaga Tradisi Kuliner Sejak 1977 dengan Rasa Legendaris
Harga Puthu Lanang juga sangat terjangkau, dengan hanya Rp10.000, pelanggan dapat menikmati jajanan legendaris ini.
Ketenaran Puthu Lanang tidak hanya berdasarkan tradisi, tapi juga kualitas rasa yang konsisten, menjadikannya salah satu ikon kuliner di Malang yang wajib dicoba.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
-
Gado-Gado Pak Wito di Malang: Menjaga Tradisi Kuliner Sejak 1977 dengan Rasa Legendaris
-
Bikang Kuno Pendawi: Menyantap Kenangan di Malang dengan Kue Bikang Legendaris Sejak 1980-an
-
Kedai Kopi Hwie di Malang: Sentuhan Vintage dalam Secangkir Kopi Sejak 1953
-
Soto Lamongan Oro-oro Dowo: Warisan Kuliner Legendaris Kota Malang Sejak 1957
-
Bakso Bakar Pak Man di Malang: Sensasi Kuliner Legendaris dengan Rasa Juicy dan Gurih
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 7 Rekomendasi Tablet Murah Memori 256 GB Mulai Rp 2 Jutaan, Ada Slot SIM Card
Pilihan
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Sisi Lain Muhammad Ardiansyah: Tangguh di Bawah Mistar, Bucin ke Pacar
Terkini
-
Mau Gelar Acara? Ini Perkiraan Harga Sewa Sound Horeg di Malang dan Faktor Penentunya
-
Transformasi Digital BRI: Kartu Kredit Bisa Diajukan Online, Berikan Solusi Keuangan Adaptif
-
Setelah Ikut Pelatihan BRI, Usaha UMKM Kuliner Kurma Ini Makin Melejit
-
Surat Kepala Desa Minta Warga Hindari "Sound Horeg" Dan Minta Ngungsi
-
BRI Kucurkan Dana Segar Rp83,88 Triliun untuk UMKM: Sektor Ini Jadi Prioritas!