Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 16 Januari 2024 | 20:33 WIB
Videotron Anies Baswedan yang dipasang Kpopers. [X]

SuaraMalang.id - Penurunan videotron yang menampilkan Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, di berbagai lokasi oleh para relawan telah memicu gelombang simpati dan dukungan yang semakin kuat.

Kejadian ini telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk pengamat bisnis dan kebijakan, Nur Iswan.

Menurut Iswan, aksi penurunan paksa videotron Anies tidak bisa dianggap enteng.

"Ini merupakan ekspresi politik kontemporer, di mana masyarakat secara aktif terlibat dalam proses politik," ujarnya, Selasa (16/2/2024).

Baca Juga: Dukungan Publik Meningkat untuk Anies Baswedan Pasca Penurunan Paksa Videotron

Iswan menambahkan, kegiatan ini adalah inisiatif masyarakat yang mulai sadar akan kekuatan politik mereka.

"Semakin upaya penindasan ini dilakukan, semakin besar pula simpati dan dukungan yang akan diterima oleh Anies dan Cak Imin," tegas Iswan.

Pemasangan iklan videotron Anies dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Dengan diturunkannya videotron tersebut, Iswan percaya bahwa ini merupakan pembatasan atas kebebasan berekspresi yang seharusnya tidak terjadi.

Pemasangan videotron ini pertama kali diungkap oleh akun @aniesbubble di media sosial. Metode promosi serupa sering digunakan oleh penggemar K-Pop untuk mendukung idolanya, dikenal sebagai 'billboard ads'.

Cara ini menjadi populer sebagai bentuk apresiasi penggemar kepada artis idola mereka, seringkali dipasang di tempat umum untuk memperkenalkan mereka ke masyarakat luas.

Baca Juga: Anies Koalisi dengan Ganjar Bila Pilpres 2 Putaran? Partai Nasdem: Masih Prematur Bicara Itu

Dalam konteks politik, penggunaan videotron untuk Anies Baswedan dan reaksi masyarakat terhadap penurunannya, menggambarkan dinamika demokrasi yang sedang berkembang di Indonesia. Anies sendiri telah menganggap penurunan iklan videotron tersebut sebagai bagian dari ujian demokrasi, menunjukkan kekuatan dan ketahanan proses politik

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More