SuaraMalang.id - Aktivis Malari, Hariman Siregar, menyampaikan pandangan kritis terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo alias Jokowi , dalam peringatan 50 tahun peristiwa Malari yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada Senin (15/1).
Menurut Hariman, Jokowi dianggap lebih berbahaya daripada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dalam hal pelemahan demokrasi di Indonesia.
Dalam sambutannya yang bertajuk “The Last Battle Democracy dan Lawan Politik Dinasti”, Hariman menyatakan bahwa meskipun SBY memiliki beberapa kelemahan, dia tetap seorang demokrat.
"Sebaliknya, Jokowi, yang terpilih secara demokratis, dinilai telah berubah menjadi sosok yang antidemokrasi selama sembilan tahun berkuasa," kata Hariman Siregar.
Baca Juga: Eks Panglima TNI: Dulu Bung Karno Butuh 10 Pemuda, Jokowi Cukup dengan Gibran Jadi Guncang Semuanya
Hariman mengemukakan beberapa alasan yang mungkin menjelaskan perubahan sikap Jokowi. Salah satunya adalah kelemahan institusi dan civil society di Indonesia, yang memberi ruang bagi Jokowi untuk bertindak sesuka hati.
Acara peringatan Malari ini turut dihadiri oleh ratusan aktivis dan tokoh penting, termasuk aktivis Pro Demokrasi Syahganda Nainggolan, Bursah Zarnubi, aktivis 1998 Ubedilah Badrun, dan lintas generasi aktivis lainnya.
Selain para aktivis, hadir pula tokoh-tokoh seperti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan pengamat militer Connie Rahakundini.
Selain itu ada pula ekonom INDEF Faisal Basri, mantan politikus Nasdem Akbar Faizal, Pendiri Lembaga Survei PolMark Eep Saifulloh Fatah, Ketua Umum Partai Masyumi Reborn Ahmad Yani, dan Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat.
Kritik Hariman ini menyoroti pentingnya menjaga demokrasi di Indonesia dan mengingatkan masyarakat tentang potensi bahaya yang timbul dari kepemimpinan yang tidak mendukung nilai-nilai demokratis.
Baca Juga: Pengamat: Kalau 01 dan 03 Koalisi, Terbuka Peluang Pemakzulan Presiden Jokowi
Peringatan Malari tidak hanya menjadi ajang refleksi atas peristiwa historis, tetapi juga sebagai platform untuk mengevaluasi dan mengkritisi kondisi politik dan demokrasi saat ini di Indonesia.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
-
Eks Panglima TNI: Dulu Bung Karno Butuh 10 Pemuda, Jokowi Cukup dengan Gibran Jadi Guncang Semuanya
-
Pengamat: Kalau 01 dan 03 Koalisi, Terbuka Peluang Pemakzulan Presiden Jokowi
-
CEK FAKTA: Benarkah UGM Pecat Ketua BEM Gielbran Muhammad Noor karena Kritik Jokowi?
-
Jurang Susuh Kota Batu Diusulkan Dibangun Flyover
-
Kunjungi Kota Batu, Jokowi Bikin Menteri Basuki Tertawa, Ini Gara-garanya
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
-
Gaji Dosen di Indonesia vs Malaysia vs Singapura, Negeri Ini Paling Miris!
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
-
Sah! Sri Mulyani Lantik Bimo Wijayanto dan Djaka Budi Utama jadi Bos Pajak dan Bea Cukai
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Punya Hubungan Dekat dengan Bintang Barcelona
Terkini
-
Jangan Sampai Kelewatan! DANA Kaget Rp475 Ribu Menantimu di 3 Link Ini
-
Warga Dau Malang Dihebohkan dengan Kasus Dugaan Penculikan Anak
-
6 Link DANA Kaget Malam Ini Senilai Ro 688 Ribu, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Ayo Cepat, Ada DANA Kaget Masih Utuh Jangan Sampai Lupa Klaim
-
Waspada Bahaya Tersembunyi di Balik Masifnya Proyek Vila di Lereng Pegunungan Kota Batu