Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 15 Oktober 2023 | 19:59 WIB
Ilustrasi mcdonald's (Unsplash @lindokuhle)

SuaraMalang.id - Kontroversi terbaru melibatkan rumah makan cepat saji terkemuka, McDonald's, menyusul pemberian dukungan dari cabangnya di Israel kepada Israel Defense Forces (IDF) di tengah konflik dengan Palestina.

Informasi ini pertama kali terungkap dari seorang pengguna media sosial, yang memicu gelombang kecaman dan seruan boikot di seluruh dunia.

Seorang netizen dengan identitas X, berdasarkan sumber dari News Week, memposting, "McDonald's menyediakan makanan gratis untuk IDF... Kita harus berpegang pada prinsip-prinsip kita dan mengambil tindakan yang sejalan dengan keyakinan kita. Boikot McDonald's!"

Menanggapi hal ini, McDonald's Israel secara terbuka mengakui dukungannya kepada IDF melalui serangkaian postingan di akun Instagram resmi mereka.

Baca Juga: Konflik Israel-Palestina: WNI Menanti Evakuasi dari Jalur Gaza

"Kami telah menyumbangkan 4.000 makanan ke rumah sakit dan unit militer... Kami membuka 5 restoran yang buka khusus untuk tujuan ini," klaim McDonald's Israel.

Seruan boikot McDonald's semakin membesar, dengan banyak netizen menyerukan umat Muslim di seluruh dunia untuk bergabung.

Beberapa komentar termasuk: "Pakistan, Ayo BOYCOTT McDonald's!" dan "Boikot McDonald's! Semua gerai McDonald's di Pakistan harus mendukung Palestina."

Namun, menanggapi kontroversi ini, cabang McDonald's di berbagai negara seperti Oman, Qatar, Arab Saudi, hingga Malaysia berusaha memisahkan diri dari keputusan yang dibuat oleh McDonald's Israel.

McDonald's Oman bahkan menyatakan dukungan dan simpati mereka kepada korban konflik di Gaza dan mengkonfirmasi donasi sebesar US$100.000 untuk masyarakat Gaza.

Baca Juga: Israel Siapkan Serangan Darat, Laut Dan Udara, 1,1 Juta Penduduk Gaza Diminta Segera Pindah

Dalam pernyataan resmi mereka, McDonald's Oman menegaskan, "Apa yang dilakukan cabang McDonald's Israel tidak menjadi representasi dari cabang-cabang lain di seluruh dunia."

Kontroversi ini menegaskan pentingnya perusahaan multinasional dalam memastikan bahwa tindakan cabang di satu negara tidak memberikan dampak negatif pada cabang di negara lain, terutama di tengah isu-isu global yang sensitif.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More