SuaraMalang.id - Petani di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur ( Jatim ) mengeluh karena pupuk subsidi semakin langka. Selain itu, mereka juga terhimpit dengan harga pupuk non-subsidi yang semakin mahal harganya.
Khoirul Anam, salah satu petani milenial di Desa Pakel Kecamatan Licin Banyuwangi mengaku jika kondisi ini tengah dialami selama dua bulan terakhir. Bahkan pada musim panen terakhir dia tidak menghasilkan keuntungan.
Secara kalkulasi, dari total modal yang dikeluarkan untuk membeli pupuk dan biaya operasional mulai tanam hingga panen, hasil panen Anam tidak sampai lebih dari seluruh biayanya yang dikeluarkan. Dia merugi hanya demi tetap mempertahankan ketersediaan pangan.
Biasanya, Anam membeli pupuk subsidi di kios-kos pupuk di Desanya. Namun stok pupuk subsidi selalu kosong sejak dua bulan ini.
Baca Juga: Pulau Merah Banyuwangi Mulai Tak Aman, Dua Wisatawan Dikeroyok Bandit, HP dan Uang Dirampas
Selain itu, problem yang dialami para petani Banyuwangi juga mengenai harga komoditi yang terbilang stagnan dan jarang mengalami kenaikan, pun saat harga naik, angka kenaikan juga tak begitu signifikan.
"Sulit sekali mencari pupuk, bayangkan jika kita harus membeli yang non subsidi yang harganya mahal, sedangkan harga komoditi kita sangat jarang mengalami kenaikan," kata Anam, Selasa (10/9/2022).
Setiap tahunnya Anam biasa menanam padi kisaran tiga hingga empat kali, mulai proses tanam hingga panen biasanya memakan waktu sekitar 3 sampai 4 bulan dengan menggunakan pupuk subsidi jenis urea sebanyak 8 sak, ditambah lagi obat-obatan lain yang mencapai Rp 5 juta, Namun di akhir tahun 2022, yang merupakan musim tanam terakhir Anam kesulitan untuk menentukan langkah, melanjutkan penanaman atau berhenti menyuplai ketersediaan pangan di daerah.
"Saat ini sudah memasuki musim tanam, sedangkan pupuk sulit didapatkan, kita dilema mau melangkah seperti apa," ungkap Anam.
Dia berharap persoalan pupuk langka ini segera ditindaklanjuti para pemangku kebijakan, mengingat ketersediaan bahan pangan merupakan kebutuhan pokok secara nasional.
"Harapannya persoalan pupuk langka ini segera ditemukan solusinya, setelah itu langsung suplai petani-petani di daerah, bayangkan kalau misal petani susah tidak mau bercocok tanam, kira-kira bagaimana?, bayangkan saja suda," ujar Anam.
Kontributor : Achmad Hafid Nurhabibi
Berita Terkait
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Siapa Rolf Euren? Winger Subur Gol Keturunan Banyuwangi, Kota Kelahiran sama dengan Elkan Baggott
-
Alokasi Pupuk Subsidi Melimpah, Distan Menyisir Petani yang Belum Menebus di Kabupaten Pandeglang
-
Salmon Kebanting! Ikan Lemuru Banyuwangi Punya Kandungan Setara, tapi Harga Lebih Murah
-
Abdullah Azwar Anas Kuliah di Mana? Santer Dikabarkan Bakal Masuk Kabinet Prabowo-Gibran
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
HIPMI Kota Batu Pecah Kongsi di Pilwali Kota Batu, Anggota ke Gumelar-Rudi
-
BRI dan OPPO Berkolaborasi di OPPO Run 2024
-
Viral! Kisah Kiai di Malang Dibacok Begal Tak Terluka, Punya Ilmu Kebal?
-
Ingin Punya Rumah Dekat Malang? Pilih KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya, Dapat Hadiah Langsung!
-
Sekjen RMI Nahdlatul Ulama Kota Batu Soroti Sikap Gumelar-Rudi Saat Debat Terakhir