Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 01 September 2022 | 11:13 WIB
Warga Jember protes pencurian NIK [Foto: Beritajatim]

SuaraMalang.id - Pencurian NIK (Nomor Induk Kependudukan) ini terjadi di Jember Jawa Timur. Seorang pria bernama Ahmad Samani (19), warga Kecamatan Sukorambi, berunjuk rasa di depan kantor pemkab.

Gara-gara NIK dipakai orang lain, Ia gagal mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa perguruan tinggi swasta. Samani ditemani sang kakak sepupu, Azizatul Maulida. Mereka membawa dua poster, masing-masing bertuliskan ‘Pak Bupati Tolong Bantu Kami’ dan ‘Saya Mau NIK Saya Kembali’.

Mereka bertemu dengan Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jember, Yoni Restian. Lalu bagaimana bisa NIK dipakai orang lain?

Maulida menceritakan kalau awalnya tidak tahu. Ceritanya, saat itu adiknya yang lulus SMK pada 2021 hendak mendaftarkan diri ke salah satu perguruan tinggi swasta dengan menggunakan beasiswa.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Andi Sudirman Minta Kepala Daerah Berikan Beasiswa ke Anak Yatim Piatu

"Ketika daftar itu, ternyata NIK sudah terpakai," kata Maulida dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Kamis (01/09/2022).

Pihak kampus kemudian meminta Samani menyelesaikan persoalan NIK ini. "Kami juga bingung mau mengurusi ke mana, kok ini bisa ada NIK sama," kata Maulida.

Maulida lantas mencoba mengurusnya ke Dispendukcapil Jember. Namun yang muncul di data dinas memang NIK itu miliknya. Mereka kemudian mencari pemilik NIK tersebut namun tidak tahu kemana harus mencarinya.

Maulida mencoba mengecek Dapodik (Data Pokok Pendidikan) di sekolah. Pihak sekolah menyatakan tak berwenang membuka data lagi, karena Samani sudah lulus.

"Kami kemudian dikasih link untuk verifikasi validasi (verval). Ternyata di Dapodik sudah betul, (NIK) itu punya adik saya," katanya menambahkan.

Baca Juga: 5 Penyebab NIK Tidak Bisa Digunakan Daftar Prakerja dan Cara Mengatasinya

Menemui jalan buntu, Maulida tak tahu harus berbuat apa. "Kami tidak diberitahu petunjuk teknis penyelesaian masalah ini seperti apa. Tak ada yang kasih tahu, jadi kami sebagai orang awam bingung. Akhirnya kami menyerah," katanya.

Tahun ini, Samani mencoba peruntungan kembali mendaftarkan diri di perguruan tinggi yang berbeda. "Ternyata permasalahannya sama, ada pada NIK yang sudah terdaftar atas nama orang lain," kata Maulida.

"Kami sudah usahakan ke sana kemari, Kami coba urus lagi. Kami akhirnya ke Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Kami juga diberi link (verifikasi) dan itu sudah kami lakukan. Akhirnya kami cari tahu identitas (pengguna NIK) ini ke salah satu perguruan tinggi," ujarnya.

Akhirnya, Maulida mengantongi nama pihak yang menggunakan NIK Samani. Ia menghubungi orang tersebut.

"Tapi sepertinya responsnya kurang bagus. Kami kemudian datang ke kampusnya, dan person ini mau berkomunikasi. Pihak kampus juga sudah memediasi, tapi ternyata jalan buntu. Adik saya pun tetap tidak bisa memakai NIK itu. Kami bingung harus ke mana lagi," katanya.

Jika masalah ini tak juga selesai, Maulida mengatakan, sang adik tak akan bisa memperoleh beasiswa. "Kalaupun mendaftar kuliah harus pakai biaya sendiri. Tapi ya begitu biayanya (mahal)," katanya.

Samani semula mengira ada NIK ganda. "Ternyata tidak ganda. NIK-nya betul punya saya," katanya.

Load More