Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 13 Juli 2022 | 11:05 WIB
Sekolah Selamat Pagi Indonesia di Kota Batu Malang [SuaraMalang/Bob Bimantara]

SuaraMalang.id - Usai mendatangkan tiga orang yang bekerja di lingkungan SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Jawa Timur, Denny Sumargo kini juga mengundang tiga korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh founder SMA SPI, Julianto Eka (JE).

Pada podcast yang tayang pada Selasa (12/7/2022) malam, ketiga korban membeberkan kejadian sebenarnya yang mereka alami. Mulai dari pelecehan seksual, kekerasan fisik, hingga eksploitasi ekonomi.

Tak hanya itu, mereka juga datang membawa sejumlah bukti yang turut disertakan di persidangan. Bahkan ada sejumlah bukti yang tidak boleh dikeluarkan karena tidak masuk dalam BAP.

Selain dua korban yang sebelumnya diundang di podcast Deddy Corbuzier, pada podcast kali ini juga hadir korban lainnya.

Baca Juga: Peristiwa yang Ramai Kemarin, Syarat 'Good Looking' Masuk UB Malang sampai Update Kasus Pencabulan Sekolah SPI

Korban yang merupakan alumni angkatan ke-10 itu mengaku sebagai korban eksploitasi ekonomi.

Ia bercerita, saat itu dirinya masuk ke divisi marketing. Selama duduk di bangku kelas 2 dan 3 SMA, ia tak pernah merasakan bangku pendidikan. Pasalnya, setiap hari Senin-Jumat, ia berada di kediaman JE di Surabaya, Jawa Timur.

"untuk marketing ke sekolah-sekolah yang ada di Surabaya, Gresik, sama Sidoarjo. Sabtu-Minggu balik lagi ke Batu.

Akibatnya, ia tak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) yang seharusnya ia dapatkan.

Ia juga mengaku sempat mendapat perlakuan yang menurutnya kurang pantas.

Baca Juga: Fakta Terbaru Kasus Pelecehan Seksual di Sekolah SPI Kota Batu, Versi Teman Korban dan Kepala Asrama

Pernah suatu ketika ia disuruh tinggal di rumah oleh JE ketika seharusnya pulang ke Batu dengan alasan untuk mengembangkan skill. Di sana, korban diberikan motivasi di balkon dan sempat diciumi di sana.

Selanjutnya, pada suatu ketika, saat ada acara di Semarang dan menginap di hotel ia kembali dipanggil oleh JE untuk disuruh masuk ke dalam kamar. Di dalam, ia kembali diberikan kalimat-kalimat motivasi. Anehnya lagi, di dalam kamar tersebut ia justru dicium JE pada bagian pipi dan kening.

Tak lama, ia kemudian dipeluk oleh JE.

"meluknya itu bener bener (mohon maaf) payudara saya ditempel ke dada dia. Dia juga kayak mendesah gitu. Saya cuman mikir kok kayak gini, saya cuman panas dingin," paparnya.

Pada kesempatan itu, dua korban lainnya juga membawa sejumlah bukti yang ditunjukkan ke Denny Sumargo.

Salah satunya bukti rekaman CCTV yang memperlihatkan JE berada di hotel di lingkungan sekolah bersama seorang temannya yang bekerja disana.

Rekaman tersebut sebelumnya juga ditunjukkan saat di pengadilan.

Namun ada satu rekaman lanjutan yang masih memperlihatkan gelagat mencurigakan JE, tapi tidak boleh ditunjukkan ke jaksa.

Mereka juga menunjukkan sejumlah foto kedekatan JE dengan siswa siswinya. Pasalnya, JE disebut jarang berkunjung ke sekolah dan tidak dekat dengan siswi.

Mereka juga menunjukkan rekaman audio saat JE marah-marah dan mengeluarkan kalimat makian.

Tak hanya itu, kedua korban yang sebelumnya sudah melakukan visum, tak mendapat hasil visumnya sampai sekarang. Bahkan saat di persidangan, hasil visum tersebut tidak pernah ada.

Unggahan tersebut pun mengundang beragam respon dari warganet. Tak sedikit alumni yang turut berkomentar.

"saya alumni angkatan pertama dan saya mendukung korban, karena mereka adalah adik adik saya, saya pun menyaksikan kekerasan fisik yang sering terjadi disana, dan saya juga mengalami yang namanya eksploitasi ekonomi disana, sekali lagi makasih bang densu, semoga setelah ini keadilan benar-benar ditegakkan agar korban bisa tenang dan mampu menjalani kehidupan normal di luar sana, dan tidak akan ada korban-korban lain," ujar reni***

"saya alumni dan speak up untuk support saudara saya. Tolong yang lain alumni juga sepak up. Predator harus dimusnahkan. Kami ingin SPI tetap berdiri tapi tidak untuk penjahatnya. Pelaku dan siapapun yang menutupi kebenaran wajib mendapat hukuman dan korban wajib mendapatkan keadilan. Indonesia tidak kekurangan orang pintar tetapi kekurangan orang yang jujur dan waras. Terimakasih bang Deny sudah jadi fasilitator untuk case ini bisa di up sehingga semua orang bisa lebih bijak menyikapi," imbuh tika***

"kalau mendengar ceritanya rasanya mustahil kalau mereka ngarang. Karena berurutan banget dan detail. Hmm patut sih nanti keputusan terakhirnya gimana, semoga segera terungkap. Semangat kakak kakak," kata muza***

"kebenaran pada akhirnya akan terungkap seiring berjalannya waktu," kata komang***

"kalau benar jangan gentar maju terus pasti Allah mendampingi kalian," komen fiqih***

Kontributor : Fisca Tanjung

Load More