"Ketika saya sendiri melihat dia cerita dimana-mana, itu tuh kayak kok bisa sih kamu ngomong kayak gitu padahal kan kenyataannya kayak gini," ujarnya.
Sementara Saida, rekan satu geng salah satu korban juga mengatakan jika korban tidak pernah menunjukkan gelagat yang tidak biasa. Korban juga tidak pernah bercerita kepadanya soal adanya kasus pelecehan tersebut.
Korban hanya bercerita tentang permasalahan keluarga.
"yang sering diceritakan itu adalah keluarganya yang butuh uang, perlu apa, seperti itu," kata dia.
"Ketika dia bilang di media sosial bahwa semua anak asrama tahu (kasus pelecehan), kita yang berada di dalam tidak tahu," imbuhnya.
Korban juga sempat mengatakan bahwa JE sering memanggil siswinya satu per satu untuk menuju ke ruangannya. Hal itu pun dibantah tegas oleh Risna.
"tidak ada pemanggilan siswi satu per satu me ruangan JE," ujar Risna.
Risna juga merasa heran dengan salah satu korban. Pasalnya, jika memang korban dilecehkan, kenapa dia tetap mereferensikan sanak saudaranya untuk masuk ke sekolah tersebut.
"Sekarang misal dia merasa dia sendiri tidak aman merasa terancam perkara kekerasan seksial dan sebagainya ya tidak seharusnya kan dia mereferensikan adik-adiknya. Apalagi yang direferensikan wanita semua," paparnya.
Baca Juga: Fakta Terbaru Kasus Pelecehan Julianto Eka yang Berujung Dipenjara
Sebagai informasi, di SMA SPI terdapat tradisi, siswi yang sudah bersekolah di sana bisa mereferensikan keluarga atau sanak saudaranya untuk masuk ke sekolah tersebut. Nama yang direferensikan tersebut kemungkinan besar akan diterima di sana.
"Jadi kami ada daftar misalkan, dilla mereferensikan adek kelasnya siapa saja yang bisa diterima. Adiknya itu bisa bersekolah karena referensi Dilla," katanya.
Sementara korban sendiri diketahui mereferensikan tetangga hingga saudara dekat mulai dari angkatan selanjutnya hingga memutuskan resign.
Ketiga saksi tersebut mengungkapkan, alasan mereka mengatakan hal tersebut semata karena harapan yang ada di dalam sekolah tersebut.
"Tempat itu sudah menyelamatkan masa depan saya, tempat itu gak boleh tutup, karena banyak anak yang membutuhkan tempat itu untuk masa depannya," ujar Dilla.
Kontributor : Fisca Tanjung
Tag
Berita Terkait
-
Kekerasan Seksual: Julianto Pendiri SMA SPI Dijebloskan ke Lapas
-
Petisi Siswa Selamat Pagi Indonesia Pasca Penahanan Julianto Eka Putra, Kepsek: Ini Bukan Settingan
-
Pahami Dalih Kemenag Batal Cabut Izin Ponpes Shiddiqiyah, Legislator: Agar Santri Bisa Dapat Jaminan Pendidikan
-
Ngawi Darurat Kekerasan Seksual, Korbannya Anak-anak
-
Alasan Mulia Menag Ad Interim Batal Cabut Izin Ponpes Shiddiqiyah: Tak Mau Santri Terlantar Gegara Kasus Mas Bechi
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Rawon Lovers Merapat, Ini 5 Warung Rawon di Malang yang Murah, Enak, dan Legendaris
-
BRI Terus Memperluas Jangkauan Layanan Keuangan hingga ke Pelosok
-
Spesial Tanggal Kembar! DANA Kaget Hadir Jadi Penyelamat Checkout Kamu
-
5 Link Terbatas Dana Kaget Sore Ini, Masih Ada Ratusan Ribu Saldo Gratis yang Bisa Direbut
-
BRI Sabet 4 Penghargaan Bergengsi Berkat Kinerja Keuangan yang Konsisten