SuaraMalang.id - China sepertinya benar-benar mulai terusik dengan Amerika Serikat (AS), terutama soal isu stabilitas kawasan.
Hal ini nampak dari peryataan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe. Fenghei mengatakan kalau hubungan bilateral antara China dan Amerika Serikat (AS) berada dalam titik kritis.
Ia mengatakan China hanya mencari perdamaian dan stabilitas dan ia meminta Amerika Serikat untuk "memperkuat solidaritas dan menentang konfrontasi serta perpecahan".
Dia mengatakan China dengan tegas menolak "tuduhan dan ancaman AS" dalam pidato Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Sabtu.
"Kami meminta pihak AS untuk berhenti membatasi dan mencampuri urusan dalam negeri China. Hubungan bilateral tidak dapat membaik kecuali AS dapat melakukan itu," ujar Wei dalam Dialog Shangri-La.
Invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi pusat perhatian dalam Dialog Shangri-La.
Wei menegaskan bahwa China mendukung pembicaraan damai dan menentang “penyediaan senjata dan penerapan sanksi maksimum”
“Apa akar penyebab krisis ini? Siapa dalang di balik ini? Siapa yang paling dirugikan? Dan siapa yang paling diuntungkan? Siapa yang mempromosikan perdamaian dan siapa yang menambahkan bahan bakar ke api? Saya pikir kita semua tahu jawabannya untuk pertanyaan-pertanyaan ini," kata Wei tanpa membahas atau menyatakan posisi China.
Dalam pidato melalui tautan video pada Sabtu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan para delegasi bahwa invasi ke Ukraina mengancam tatanan berbasis aturan dan menempatkan seluruh dunia dalam bahaya kelaparan serta krisis pangan.
Baca Juga: Update Skandal Kris Wu, Mantan Member EXO yang Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina serta menangkap kelompok nasionalis berbahaya.
Mengatasi masalah Taiwan, Wei mengatakan sikap China terhadap pulau itu tidak berubah. China memandang Taiwan sebagai “salah satu provinsinya”.
Dia mengatakan pemerintah China mencari "penyatuan kembali secara damai" dengan Taiwan tetapi mencadangkan "opsi lain".
"China pasti akan mewujudkan reunifikasinya," kata Wei. "Mereka yang mengejar kemerdekaan Taiwan dalam upaya untuk memecah China tidak akan berakhir dengan baik."
Dia mencatat bahwa China telah berkontribusi pada upaya global untuk memerangi COVID-19.
Upaya China untuk mengembangkan Laut China Selatan juga dilakukan secara damai, kata dia.
Berita Terkait
-
Update Skandal Kris Wu, Mantan Member EXO yang Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara
-
Jin BTS Unggah Foto Terbaru di Depan Gedung Putih, Warganet Banjiri Pujian
-
Bungkam Ganda China, Fajar/Rian Melaju ke Final Indonesia Masters
-
Mengenal Huang Ya Qiong, Pebulutangkis Ganda Putri Asal China yang Melaju ke Final DIM 2022
-
China Ancam Gempur Habis-habisan Jika Ada Upaya Memerdekakan Taiwan
Terpopuler
Pilihan
-
Dari Tarkam ke Timnas Indonesia U-17: Dimas Adi Anak Guru yang Cetak Gol Ciamik ke Gawang Uzbek
-
Rekomendasi HP Murah Xiaomi dengan RAM Besar dan Chipset Dewa Agustus 2025
-
Wonogiri Heboh Kasus Pembunuhan Lagi, Kini Wanita Paruh Baya Diduga Dihabisi Anak Kandung
-
Prediksi Manchester United vs Arsenal: Duel Dua Mesin Gol, Sesko atau Gyokeres yang Lebih Tajam?
-
Fix! Gaji PNS Dipastikan Tak Naik di 2026
Terkini
-
Corporate Secretary: BRI Terus Jalankan Program Pemberdayaan yang Menyentuh UMKM
-
Program Literasi Anak Negeri BRI Peduli: Dorong Minat Baca Anak di Daerah Tertinggal
-
Apa Itu Tecnifibre Store Indonesia?
-
BFF 2025: BRI Hadirkan Program Spesial untuk Pengunjung Festival Fashion dan Beauty
-
Investor China Tertarik Garap Gerbang Sukapura Bromo Jadi Miniatur UMKM