"Negara besar dan kecil, lemah atau kuat, semuanya sama," katanya. "Kita harus saling menghormati dan memperlakukan satu sama lain secara setara."
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan Washington akan berupaya mengelola ketegangan dengan China dan mencegah konflik, meskipun Beijing menjadi semakin agresif di kawasan Asia, termasuk di dekat Taiwan.
Ketegangan antara China dan AS dipicu oleh banyak hal, mulai dari isu Taiwan dan catatan HAM China hingga aktivitas militer Beijing di Laut China Selatan.
Berbicara dalam Dialog Shangri-La, pertemuan utama yang membahas isu keamanan Asia, Austin menegaskan AS akan terus mendukung sekutunya, termasuk Taiwan.
"Itu sangat penting karena RRC (Republik Rakyat China) mengadopsi pendekatan yang lebih koersif dan agresif terhadap klaim teritorialnya," kata dia, Sabtu.
China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai miliknya dan telah berjanji untuk mengambilnya dengan paksa jika perlu.
Austin mengatakan telah terjadi peningkatan yang "mengkhawatirkan" dalam jumlah perjumpaan yang tidak aman dan tidak profesional antara pesawat dan kapal China dengan negara lain.
Sebuah pesawat tempur China secara berbahaya mencegat sebuah pesawat pengintai militer Australia di wilayah Laut China Selatan pada Mei, sementara militer Kanada menuduh pesawat tempur China mengganggu pesawat patroli mereka saat mereka memantau penghindaran sanksi Korea Utara.
Taiwan telah mengeluh selama bertahun-tahun tentang misi angkatan udara China yang berulang ke zona identifikasi pertahanan udaranya, yang bukan wilayah udara teritorial tetapi area yang lebih luas yang dipantaunya dari ancaman.
Baca Juga: Update Skandal Kris Wu, Mantan Member EXO yang Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara
Austin mengatakan serangan itu telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir.
Austin mengatakan bahwa kebijakan AS tentang Taiwan adalah untuk tetap menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo.
"Kebijakan kami tidak berubah. Tetapi sayangnya, itu sepertinya tidak berlaku untuk RRC," kata Austin.
Presiden AS Joe Biden mengatakan Washington akan melibatkan militernya jika China menyerang Taiwan.
Namun, AS telah lama memiliki kebijakan yang tidak jelas tentang apakah Washington akan membela Taiwan secara militer.
Berita Terkait
-
Update Skandal Kris Wu, Mantan Member EXO yang Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara
-
Jin BTS Unggah Foto Terbaru di Depan Gedung Putih, Warganet Banjiri Pujian
-
Bungkam Ganda China, Fajar/Rian Melaju ke Final Indonesia Masters
-
Mengenal Huang Ya Qiong, Pebulutangkis Ganda Putri Asal China yang Melaju ke Final DIM 2022
-
China Ancam Gempur Habis-habisan Jika Ada Upaya Memerdekakan Taiwan
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Rebutan DANA Kaget, Khusus Warga Malang, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Lewat AgenBRILink, BRI Hadirkan Layanan Inklusi Keuangan di 66 Ribu Desa
-
Akad Massal KPR FLPP: BRI Tegaskan Komitmen Dukung Program Nasional 3 Juta Rumah
-
Malam Minggu Makin Ceria, Dapatkan Tambahan Tabungan Dadakan Lewat DANA Kaget
-
Status Waspada Gunung Semeru: Erupsi Pagi Ini, Hindari Zona Merah Berikut!