Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 25 Mei 2022 | 19:35 WIB
Ilustrasi Kampus Universitas Brawijaya. [Suara.com/Aziz Ramadani]

SuaraMalang.id - Identitas terduga teroris yang tertangkap Densus 88 Antiteror di Kota Malang Jawa Timur akhirnya terungkap. Pemuda berinisial IA merupakan mahasiswa aktif Universitas Brawijaya (UB).

Wakil Rektor III UB, Prof. Dr. Drs. Abdul Hakim, M.Si. membenarkan bahwa IA adalah mahasiswa aktif angkatan 2019 jurusan Hubungan International (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

"Itu adalah mahasiswa kami dan sedang dalam proses belajar mengajar di Universitas Brawijaya dari indeks prestasi uanh diperoleh IP mahasiswa cukup cerdas. Di atas 3 IP-nya angkatan 2019. Berarti sekarang yang bersangkutan semester ke-6," kata dia, Rabu (25/5/2022).

Abdul Hakim menjelaskan, pihaknya telah mengantisipasi adanya gerakan radikalisme pada tataran mahasiswa. Antisipasi tersebut berupa program bela negara.

Baca Juga: Terpopuler Kemarin: Mahasiswa Malang Simpatisan Kelompok Teroris, Bertugas Galang Dana dan Admin Medsos

"Upaya UB untuk mahasiswa agar tidak terlibat radikalisme atau sejenis itu. Dari kementrian setiap tahun ada mental kebangsaan sekarang diubah jadi program bela negara," tuturnya.

Dalam program tersebut, lanjut Abdul, terdapat satu poin, yakni pendidikan atau gerakan anti radikalisme. Program tersebut dimulai sejak tahun 2020 dan dilakukan setiap tahun kepada mahasiswa.

"Kami juga mengundang secara rutin dari BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) untuk memberikan ceramah ke mahasiswa kami," ujarnya.

Abdul melanjutkan, antisipasi tersebut hanya bisa dilakukan dengan program tersebut. Pihak UB tidak bisa mengawasi kegiatan satu per satu mahasiswanya yang berjumlah kurang lebih 60 ribu mahasiswa.

"Sangatlah tidak mungkin bagi kami pimpinan universitas untuk mengawasi secara total orang per orangan karena mahasiswa UB lebih dari 60 ribu. Jadi tidak mungkin," kata dia.

Baca Juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Malang Berstatus Mahasiswa, Densus 88 Menyita Tiga Bendera Hitam Berlafaz Tauhid

IA sendiri diduga menjadi sosok yang mengumpulkan dana untuk membantu ISIS di Indonesia. Selain itu, dia juga mengelola media sosial untuk menyebarkan materi ISIS di Indonesia.

UB akan memperkuat pengendalian kegiatan atau aktivitas mahasiswa. Namun, menurutnya, semua kegiatan sebenarnya sudah dilakukan antisipasi. Caranya adalah dengan tidak diperbolehkannya kegiatan tanpa ada izin rektorat atau pihak fakultas.

"Jadi itu salah satu upaya pencegahan yang bisa kami lakukan," kata dia.

Selain itu, dia juga akan berkoordinasi dengan pihak keamanan seperti polisi-TNI untuk saling bertukar informasi secara intens.

"Diharapkan dengan tukar menukar informasi itu mampu mencegah sedini mungkin gerakan radikalisme," kata dia.

Pihak kampus mengaku prihatin atas kabar mahasiswanya tertangkap Densus 88. Hal itu dinilainya mencoreng citra UB.

"Untuk itu pimpinan UB dan fakultas akan melakukan segala daya upaya untuk mencegah kegiatan serupa di kemudian hari," kata dia.

Dia pun kini tengah mengumpulkan data bagaimana aktivitas IA selama berorganisasi dan juga berdiskusi di lingkungan kampus.

"Terakhir sanksi kita mengkitu peraturan yang berlaku, jika sudah ada inkrah atau penetapan hukum pasti. Maka rektor akan memberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku," ujarnya.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More