Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Senin, 28 Maret 2022 | 06:05 WIB
Video pencopotan papan nama Pusat Dakwah Muhammadiyah Ranting Tampo di Masjid Al-Hidayah Dusun Krajan Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi beredar viral. [tangkapan layar Twitter]

SuaraMalang.id - Polemik pengelolaan Masjid Al Hidayah di Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi memasuki babak baru. Ahli waris dari pemberi wakaf menegaskan bahwa masjid bukan untuk Muhammadiyah.

Sementara di Jember seorang ibu muda ditetapkan tersangka kasus pembuangan bayi ke sumur. Motifnya karena tak tahan ledekan tidak bisa menyusui atau ASI.

1. Polemik Masjid Al Hidayah Banyuwangi Kembali Memanas, Ahli Waris Sebut Masjid Bukan untuk Muhammadiyah

Polemik Masjid Al Hidayah Banyuwangi Kembali Memanas, Ahli Waris Sebut Masjid Bukan untuk Muhammadiyah. [Timesindonesia.co.id]

Polemik masjid Al Hidayah di Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi kembali  memanas. Mastur Hamdani mengaku ahli waris dari pemberi wakaf menegaskan masjid bukan untuk Muhammadiyah.

Baca Juga: Muhammadiyah Pilih Tabayun, Setop Polisikan 10 Nama Terkait Insiden Pencopotan Plang di Masjid Al-Hidayah Banyuwangi

Bahkan pihak ahli waris melakukan pemasangan papan nama yang berisi penegasan terkait kepemilikan sah Masjid Al Hidayah seperti terekam dalam akun YouTube PT. NAGA GLOBAL PERKASA.

Baca selengkapnya

2. Tak Tahan Ejekan Bukan Ibu Sejati Karena Beri Susu Formula, Perempuan di Jember Ini Buang Bayinya ke Sumur

Ilustrasi ibu menyusui atau ASI. (Elements Envato)

Terungkap siapa pembuang bayi ke sumur hingga tewas di Kabupaten Jember Jawa Timur. Pelakunya ternyata perempuan berinisial F (25) warga Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu yang tidak lain ibu bayi sendiri.

Polisi telah menetapkan F sebagai tersangka kasus memilukan tersebut. Terkuak motif sang ibu tega membuang bayinya lantaran ejekan (sindiran) tidak bisa menyusui.

Baca Juga: Plang Muhammadiyah Terpasang Kembali di Masjid Al-Hidayah Banyuwangi

Baca selengkapnya

3. Ketum PBNU Gus Yahya Sarankan PPP Dekati Konstituen Milenial dan Tawarkan Masa Depan

Ketua Umum PBNU KH Yahya Chalil Staquf (kanan) bersama Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa (kiri) saat menghadiri Haul Ke-5 KH Hasyim Muzadi dan puncak Hari Lahir Ke-49 PPP, di Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Minggu (27/3/2022). [ANTARA/HO-Humas PPP]

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf berharap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mampu bangkit dan mempersatukan masyarakat Indonesia.

Hal itu disampaikan Gus Yahya saat menghadiri peringatan puncak Hari Lahir ke-49 PPP di Malang, Jawa Timur, Minggu (27/3/2022).

Baca selengkapnya

4. Ketum PBNU Gus Yahya Sebut Alasan Penundaan Pemilu 2024 Harus Logis

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. [Suara.com/Yasir]

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan wacana penundaan pemilu 2024 harus berdasar pertimbangan-pertimbangan yang realistis.

Gus Yahya menyatakan PBNU belum terlibat jauh dalam wacana penundaan pemilu tersebut. Kendati demikian, pihaknya menyakatan siap jika diajak untuk membahas hal tersebut.

Baca selengkapnya

Load More