Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 08 Maret 2022 | 22:57 WIB
Ilustrasi Hoaks Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto Minta Sumbangan. [Envato Elements]

SuaraMalang.id - Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto jadi buah bibir, lantaran meminta sumbangan atau donasi. Belakangan diketahui aksi tersebut merupakan modus penipuan dari orang tidak bertanggung jawab.

Modus operandinya, pelaku menghubungi calon korban secara acak melalui aplikasi percakapan WhatsApp. Akun WA tersebut memakai foto Wabup Didik Gatot Subroto.

Isi pesannya meminta donasi berupa uang yang kemudian akan disalurkan kepada masjid, yayasan, dan pondok pesantren.

“Perkenalkan saya Pak H. Didik Gatot Subroto, selaku Wakil Bupati Malang. Saya menggalang donasi berupa uang untuk disalurkan kepada masjid, yayasan, dan pondok pesantren,” tulis pesan tersebut mengutip dari Beritajatim.com, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Terkendali, Kota Malang Ancang-ancang Kembali Menggelar PTM 100 Persen

Merespons itu, Kepala Bidang Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang, Johan Dwijo Saputro memastikan bahwa pesan berantai melalui WA tersebut tidak dilakukan oleh Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto.

“Kami pastikan bahwa pesan yang ditulis oleh nomor tidak dikenal itu tidak benar alias hoaks,” ungkapnya.

Johan menyebut peristiwa itu sudah dua kali menimpa Didik Gatot Subroto, bahkan juga beberapa pejabat lain di lingkungan Kabupaten Malang.

“Dulu Bupati Malang, HM Sanusi juga pernah mengalami peristiwa yang sama. Tapi syukurnya hingga saat ini belum ada korban yang terperdaya dengan pesan semacam itu, meskipun mengatasnamakan pejabat Kabupaten Malang,” jelasnya.

Atas peristiwa itu, Pemerintah Kabupaten Malang tidak mengambil langkah hukum.

Baca Juga: Tanah Longsor Melanda Tol Malang-Pandaan KM78, Polisi Berlakukan Rekayasa Lalu Lintas

Johan mengaku hanya memberi himbauan berupa pamflet dan disebarkan kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat waspada terhadap pesan-pesan semacam itu.

“Kami akan melihat perkembangan dulu untuk mengambil langkah hukum. Kami rasa masyarakat sekarang sudah cerdas,” paparnya.

Load More