Tank bergerak ke kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Mariupol, 24 Februari 2022. [ANTARA/Reuters/Carlos Barria/as]
SuaraMalang.id - Militer Rusia menyerang Ukraina berdasar instruksi resmi Presiden Vladimir Putin. Berikut sejumlah fakta penting terkait invasi Rusia ke Ukraina.
- Serangan rudal menghujani ibu kota Ukraina saat pasukan Rusia bergerak maju dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memohon kepada komunitas internasional untuk mengambil langkah lebih jauh. Dia mengatakan bahwa sanksi yang diumumkan sejauh ini tidak cukup.
- Pasukan Rusia akan memasuki area-area di luar Kiev pada Jumat, saat unit-unit pasukan Ukraina bersiap dalam posisi pertahanan di seluruh bagian meski kalah dalam soal jumlah. Hal tersebut dikatakan oleh seorang pejabat tinggi pertahanan Ukraina.
- Rusia berniat untuk mengambil seluruh bagian Ukraina namun pasukannya gagal untuk mencapai tujuannya pada hari pertama invasi, kata menteri pertahanan Inggris.
- Inggris ingin mengeluarkan Rusia dari sistem pembayaran antar-bank global SWIFT, kata menteri pertahanan negara tersebut. Menteri keuangan Prancis mengatakan hal tersebut akan menjadi “langkah terakhir”.
- Pasukan Ukraina menembak jatuh sebuah pesawat di atas Kiev, yang kemudian menimpa gedung tempat tinggal, kata seorang penasihat pemerintah.
- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia berniat untuk melakukan demiliterisasi dan “menghapus pengaruh Nazi” di Ukraina. Dia mengatakan bahwa halangan apa pun akan berujung pada “konsekuensi yang tak pernah dihadapi sebelumnya dalam sejarah”.
- Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Uni Eropa, Australia, Jepang, Taiwan dan lainnya telah mengumumkan sanksi terhadap Rusia, yang menargetkan bank, kegiatan ekspor militer dan anggota lingkaran dekat Putin.
- Rusia melarang pesawat maskapai British Airlines untuk mendarat di bandaranya maupun melewati kawasan udaranya, usai Inggris melarang penerbangan pesawat maskapai Rusia Aeroflot.
- Rusia telah membangun pertahanan finansial selama tujuh tahun namun dalam jangka panjang, ekonominya kemungkinan akan menghadapi serangan sanksi-sanksi yang terkoordinasi.
- Petenis Rusia Daniil Medvedev mengatakan ia ingin mempromosikan perdamaian usai hari yang “naik turun” saat dia dikonfirmasi sebagai petenis top dunia dan negaranya menginvasi Ukraina.
- Pasar saham mengalami kemerosotan dan kurs rubel Rusia jatuh ke nilai terendah. Saham Amerika Serikat menjadi positif saat Barat mengumumkan sanksinya terhadap Rusia.
“Terakhir kali ibu kota kami menghadapi sesuatu seperti ini adalah pada 1941 saat serangan Nazi Jerman,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba melalui cuitan di Twitter.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diperkirakan akan melakukan pemungutan suara pada pukul 20.00 GMT (03.00 WIB, Sabtu) untuk menentukan rancangan resolusi yang mengecam Rusia dan memintanya untuk mundur tanpa syarat. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Polresta Malang Kota Selidiki Kasus Perundungan Anak di Jalur Pemakaman, Video Viral di Medsos
-
Tingkat Kepercayaan Masyarakat pada BRI Meningkat, BRImo Digunakan 44,4 Juta User
-
Hari Kesehatan Nasional, BRI Peduli Donasikan Ambulans ke Daerah Terpencil: 637 Unit dalam 3 Tahun
-
BRI Jangkau 4.909 Desa Lewat Program Desa BRILiaN untuk Dorong Ekonomi Inklusif Nasional
-
Salurkan BLTS Kesra Tahap I Senilai Rp4,4 Triliun, BRI Optimistis Kesejahteraan Bisa Tercapai