Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 23 Februari 2022 | 15:41 WIB
Ilustrasi hujan es (1/2/2022). [Istimewa/Instagram Bali.terkini]

SuaraMalang.id - Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ), utamanya di Banyuwangi diprediksi masih bakal terjadi hingga bulan depan.

Hal ini seperti diramalkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi. BMKG menyatakan, potensi cuaca ekstrem mulai dari hujan badai, petir dan es terjatat bakal terjadi di bulan-bulan itu.

Oleh sebab itu masyarakat diminta waspada. Di Banyuwangi misalnya, pada Minggu, 20 Februari 2022, sedikitnya 51 rumah rumah warga rusak parah akibat dihantam angin puting beliung.

Puluhan rumah itu tersebar di 2 Desa yakni di Yosomulyo dan di Gambiran, Kecamatan Gambiran. Bahkan Hujan es juga sudah 2 kali tercatat terjadi di Bumi Blambangan ini.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Sejumlah Pesawat di Bandara El Tari Kupang Batal Terbang

Pertama pada awal Bulan Januari lalu di Gambiran, dan kedua pada pertengahan Februari di wilayah Kalipuro. Menurut Prakirawan BMKG Banyuwangi, Gigik Nurbaskoro, cuaca ekstrem ini akibat peningkatan pembentukan awan konvektif atau Cumolonimbus.

Pada bulan-bulan tersebut awan konvektif bila diibaratkan tengah berada ditingkat kematangan penuh. Sehingga hal tersebut memicu bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang, hujan petir hingga hujan es.

"Hingga akhir Februari cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. Namun pada bulan Maret masih masuk musim hujan namun intensitasnya akan menurun," kata Gigik, seperti dikutip dari suarajatimpost.com  jejaring media suara.com, Rabu (23/2/2022).

Secara umum, cuaca ekstrem tidak hanya melanda Banyuwangi, namun terjadi hampir hampir merata di seluruh Jawa Timur.

Selanjutnya, BMKG Banyuwangi mengimbau seluruh masyarakat Banyuwangi untuk waspada dalam menghadapi puncak musim penghujan ini.

Baca Juga: Jawa Tengah dan Sejumlah Daerah di Indonesia Diprediksi akan Turun Hujan Lebat, Ini Prakiraan Cuaca BMKG

"Khususnya masyarakat yang berada di pesisir laut atau nelayan, supaya lebih waspada saat beraktivitas. Karena dampaknya juga membuat gelombang tinggi," katanya menandaskan.

Load More