SuaraMalang.id - Pedepokan Tunggal Jati Nusantara rupanya sudah eksis sejak 2011. Terkini, padepokan yang jadi sorotan akibat ritual maut di Pantai Payangan Jember itu telah memiliki sekitar 100 anggota.
Hal itu diungkap Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo. Dijelaskanya, berdasar hasil penyelidikan sementara, Padepokan Tunggal Jati Nusantara merupakan kelompok pengajian yang bergerak dalam hal pengobatan alternatif.
"Yang datang ke Padepokan Tunggal Jati Nusantara memiliki tujuan yang bermacam-macam. Ada yang berlatar belakang masalah ekonomi, masalah keluarga, kesehatan fisik maupun batin, dan sebagainya. Sehingga mereka datang dan bergabung dengan padepokan tersebut," ungkapnya seperti diberitakan Timesindonesia.co.id jejaring Suara.com, Selasa (15/2/2022).
Kegiatannya, lanjut dia, meliputi zikir, doa, dan ritual. Pembacaan doa-doa dalam bahasa Jawa. Penyidik masih mendalami kegiatan ritual yang rutin dilakukan padepokan tersebut.
"Apakah doa-doa ini berkolerasi dengan aliran tertentu, nantinya kami akan menggali info lebih dalam dari para ahli tentang bacaan-bacaan yang digunakan," imbuhnya.
AKBP Hery melanjutkan, padepokan tersebut sudah ada sejak tahun 2011. Namun, mulai aktif dan rutin melakukan rekrutmen pada 2015. Diketahui anggota Padepokan Tunggal Jati Nusantara kurang lebih 100 orang.
"Anggotanya kurang lebih 100 orang, namun untuk anggota aktif yang kesehariannya ikut pengajian sekitar 15 sampai 20 orang karena lokasinya sempit dan dilakukan di rumah," urainya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi, ritual serupa di Pantai Payangan bukan hal baru. Padepokan Tunggal Jati Nusantara sudah beberapa kali menggelar ritual di berbagai lokasi.
"Ritual tersebut sudah beberapa kali mereka lakukan di tempat yang berbeda. Yang terakhir (Pantai Payangan, red) lokasinya cukup berbahaya. Di situ ada tebing yang menjorok kedalam, sehingga kalau ada ombak datang tidak kelihatan," pungkas Kapolres Jember.
Baca Juga: Apa itu Rip Current: Arus Mematikan yang Berbahaya, Penyebab 11 Peserta Ritual Pantai Payangan Tewas
Diketahui sebelumnya, Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang datang untuk melakukan ritual di Pantai Payangan sudah diingatkan oleh penjaga agar tidak mendekat ke arah pantai karena ombak cukup besar. Namun, pimpinan kelompok tersebut tidak mengindahkan larangan penjaga dan tetap menjalankan ritual.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
Azizah Salsha Punya Waktu 14 Hari Buat Gagalin Talak Pratama Arhan, Kok Bisa Begitu?
-
Harga Emas Antam Mulai Melonjak Lagi Jadi Rp 1.932.000 per Gram
-
Figur Kontroversial Era 98 Dianugerahi Bintang Jasa, Siapa Sebenarnya Zacky Anwar Makarim?
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 1 Jutaan Terbaru Agustus 2025, Terbaru Galaxy A07
-
Shin Tae-yong Batal Dampingi Korea Selatan U-23, Rencana 'Reuni Panas' di Sidoarjo Buyar
Terkini
-
Ratusan UMKM Meriahkan Festival Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe, BRI Dukung Lewat QRIS dan BRImo
-
Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX, Wujud Transformasi BRI dalam Keuangan Digital
-
Haluan Bali, Fashion Lokal dengan AR dan Sentuhan Tradisi yang Tembus Pasar Global
-
Program BRI Peduli Berperan Aktif, Salurkan Donasi untuk Korban Terdampak Gempa Poso
-
Semangat BRI Peduli untuk Paskibraka Nasional 2025, Wujud TJSL Nyata dari BRI