Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 15 Februari 2022 | 17:23 WIB
Padepokan Tunggal Jati Nusantara, ritual di Pantai Payangan Jember Jawa Timur. [Foto: Tangkapan layar Instagram]

SuaraMalang.id - Pedepokan Tunggal Jati Nusantara rupanya sudah eksis sejak 2011. Terkini, padepokan yang jadi sorotan akibat ritual maut di Pantai Payangan Jember itu telah memiliki sekitar 100 anggota.

Hal itu diungkap Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo. Dijelaskanya, berdasar hasil penyelidikan sementara, Padepokan Tunggal Jati Nusantara merupakan kelompok pengajian yang bergerak dalam hal pengobatan alternatif.

"Yang datang ke Padepokan Tunggal Jati Nusantara memiliki tujuan yang bermacam-macam. Ada yang berlatar belakang masalah ekonomi, masalah keluarga, kesehatan fisik maupun batin, dan sebagainya. Sehingga mereka datang dan bergabung dengan padepokan tersebut," ungkapnya seperti diberitakan Timesindonesia.co.id jejaring Suara.com, Selasa (15/2/2022).

Kegiatannya, lanjut dia, meliputi zikir, doa, dan ritual. Pembacaan doa-doa dalam bahasa Jawa. Penyidik masih mendalami kegiatan ritual yang rutin dilakukan padepokan tersebut.

Baca Juga: Apa itu Rip Current: Arus Mematikan yang Berbahaya, Penyebab 11 Peserta Ritual Pantai Payangan Tewas

"Apakah doa-doa ini berkolerasi dengan aliran tertentu, nantinya kami akan menggali info lebih dalam dari para ahli tentang bacaan-bacaan yang digunakan," imbuhnya.

AKBP Hery melanjutkan, padepokan tersebut sudah ada sejak tahun 2011. Namun, mulai aktif dan rutin melakukan rekrutmen pada 2015. Diketahui anggota Padepokan Tunggal Jati Nusantara kurang lebih 100 orang.

"Anggotanya kurang lebih 100 orang, namun untuk anggota aktif yang kesehariannya ikut pengajian sekitar 15 sampai 20 orang karena lokasinya sempit dan dilakukan di rumah," urainya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi, ritual serupa di Pantai Payangan bukan hal baru. Padepokan Tunggal Jati Nusantara sudah beberapa kali menggelar ritual di berbagai lokasi.

"Ritual tersebut sudah beberapa kali mereka lakukan di tempat yang berbeda. Yang terakhir (Pantai Payangan, red) lokasinya cukup berbahaya. Di situ ada tebing yang menjorok kedalam, sehingga kalau ada ombak datang tidak kelihatan," pungkas Kapolres Jember.

Baca Juga: Ulama Ini Sarankan Korban Selamat Ritual Maut di Jember Agar Diruqyah: Agar Sadar..!

Diketahui sebelumnya, Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang datang untuk melakukan ritual di Pantai Payangan sudah diingatkan oleh penjaga agar tidak mendekat ke arah pantai karena ombak cukup besar. Namun, pimpinan kelompok tersebut tidak mengindahkan larangan penjaga dan tetap menjalankan ritual.

Load More