Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 28 November 2021 | 11:53 WIB
Petani Tengger Lestarikan Bunga Edelweiss [SuaraMalang/Bob Bimantara]

Di tempat wisata itu, wisatawan tidak dibiarkan sendiri saja. Para pengelola akan mendampingi wisatawan.

"Dan akan diberitahu proses pembibitan benih cara merawat hingga jadinya seperti apa. Jadi setidaknya pulang ke sini dapat informasi berguna tidak hanya ke sini," tutur dia.

Teguh juga menuturkan, wisatawan juga bisa membeli souvenir seperti olahan dari bunga Edelweiss.

"Ada boneka ada gantungan kunci dan banyak. Semua bisa dibeli dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu dan hasil keuntungannya ya buat budidaya Bunga Edelweiss ini," tutur dia.

Baca Juga: Tempat Wisata di Probolinggo Ditutup saat Libur Natal dan Tahun Baru 2022, Termasuk Bromo

Keuntungan dari dibentuknya taman wisata itu pun lumayan. Satu bulan, Teguh mampu mendapat keuntungan kotor Rp 50 juta.

"Itu terjadi pada bulan Oktober 2021 kemarin dengan wisatawan kurang lebih 3.392 orang itu yang terbanyak," ujarnya.

Bunga Edelweiss sendiri terdapat tiga jenis yang ditanam di Taman Wisata Bunga Edelweisa, yakni Edelweiss Jawa, Anaphalis Longifolia, dan Anaphalis Viscida.

"Dan yang asli pegunungan sini itu Edelweiss Jawa tidak ada itu di pulau lain saya pernah ke Lombok ke gunungnya itu tidak ada," kata dia.

Keistimewaannya sendiri adalah Bunga Edelweiss ini setelah dipetik tidak akan layu hingga 10 tahun.

Baca Juga: Catat! Buat yang Mau Tahun Baruan di Gunung Bromo, Nanti Bakal Diberlakukan PPKM Level 3

Tentunya dengan perawatan yang tepat. Seperti berada di suhu ruangan dan tidak terkena air.

Load More