Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 19 Oktober 2021 | 18:04 WIB
Mobil mogok akibat banjir di Jalan Letjen S. Parman, Kota Malang, Selasa (19/10/2021) [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - Sejumlah kendaraan mengalami mati mesin akibat banjir yang merendam Jalan Letjen S. Parman, Kota Malang, Selasa (19/10/2021). Sedikitnya ada tiga mobil warga yang mogok terdampak banjir.

Kasubnit 1 Turjawali Satlantas Polresta Malang Kota, Iptu Mohamad Syaikhu menjelaskan salah satu mobil yang mogok adalah mobil listrik merek Wuling.


"Iya ada tiga mobil. Salah satunya itu mobil listrik. Mobil Wuling ini mogok karena konslet. Soalnya air-nya tadi banjir se-paha manusia," kata dia.


Evakuasi pun berlangsung cukup lama. Setidaknya satu jam waktu yang diperlukan untuk mengevakuasi mobil berwarna putih itu.

Baca Juga: Kota Malang Level 2 PPKM, Sejumlah Kampus Mulai Ajukan Izin Masuk Tatap Muka


Syaikhu menjelaskan, perlunya waktu yang lama itu dikarenakan mobil harus dialiri listrik.


"Dan tadi ada teknisi dari Wuling ke sini mencoba dialiri listrik rem dan mesinnya karena kan mobil listrik. Tapi tetap tidak bisa. Akhirnya didorong tadi ke pinggir jalan dan nanti dibawa ke showroom tinggal nunggu mobil pengangkut," imbuhnya.


Dari percobaan evakuasi mobil mogok itu, terlihat di sepanjang jalan Letjen Sutoyo macet total. Kata Syaikhu kemacetan sampai 1,5 kilometer hingga 2 kilometer.


"Dan macetnya itu sampai persimpangan Hotel Savana. Tadi evakuasi sampai sekitar pukul 16.30 dan tadi ada anggota Lantas yang mengatur lalu lintas," kata dia.


Pantauan SuaraMalang.id, hingga pukul 17.00 WIB kemacetan masih berlangsung.  Selain mobil listrik tersebut, juga terdapat dua mobil Honda Brio yang juga mogok dan berhasil dievakuasi.

Baca Juga: Cegah Klaster Pelajar PTM, Pemkot Malang Swab 600 Murid dan Guru Per Hari

Sementara, salah satu pedagang di kawasan Jalan Letjen S. Parman, Fatona menuturkan akibat banjir, kompornya tidak berfungsi. Selain itu, enam buah kelapa yang akan dijual ikut hanyut.


"Tadi itu hujannya pukul 14.00-an terus jam 14.30 langsung banjir hampir setinggi rombong saya. Dan ini kompor saya tidak berfungsi dan tadi ada enam kelapa hilang semua," kata dia.


Dijelaskannya, banjir terjadi selama 15 menit dan kemudian surut. Dia menuturkan bahwa memang di daerah tersebut langganan banjir.


"Iya pasti langganan di sini. Pas hujan lama. Lah ini banjirnya udah gak keliatan tahu-tahu ada yang hilang. Untung rombong saya tidak," tuturnya.

Ketua RT setempat, Abdul Latif membenarkan kawasannya tersebut memang acap kali direndam banjir.


"Ini sudah menahun ya. Ya karena kan ada luapan sungai gak bisa menampung jadi banjir," kata dia.

Load More