SuaraMalang.id - Kasus dugaan fetish mukena di Malang, Jawa Timur menggemparkan jagat maya. Penyimpangan orientasi seksual itu dipicu oleh beberapa faktor.
Dosen Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang), Fuji Astutik menilai, fetish mukena sesuatu yang tidak normal, lantaran fetish adalah keadaan seseorang memiliki ketertarikan seksual pada benda mati.
"Secara rasional biasanya tertarik pada bagian tubuh yang seksual. Kalau orang kelainan fetish itu ketertarikan pada benda mati, kaya mukena atau baju atau apalah itu. Atau bisa juga bagian tubuh yang tidak terlihat seksual, misalnya kuku. Itu kan gak seksual," kata dia.
Penyebab seseorang secara psikologis memiliki kelainan fetish itu ada beberapa faktor.
Faktor yang dominan untuk memiliki kelainan fetish itu biasanya adalah stimulasi lingkungan oleh seseorang.
Dicontohkannya, masa kecil seseorang memiliki pengalaman untuk menghubungkan benda tertentu dengan rasa kepuasaan seksual.
"Pengalaman masa kecil gitu ya. Pengalaman masa kecil misal waktu kecil ada pengalaman-pengalaman dengan objek tertentu bisa merangsang yang mengarah ke seksual itu bisa. Jadi pengalaman itu bisa jadi stimulus di kemudian waktu jadi orang itu mikir kalau melihat benda itu diasosiasikan dengan seksual," tutur alumnus magister Universitas Airlangga ini.
Selain itu, lanjut dia, kelainan fetish ini muncul karena kebiasaan mastrubasi seseorang. Saat mastrubasi, seseorang yang memiliki kelainan fetish biasanya berpikir bisa terangsang dengan memfantasikan suatu objek.
Itu kemudian memicu seseorang mempunyai kelainan fetish atau terangsang seksual dengan benda mati.
Baca Juga: Heboh Fetish Mukena, Pria Diduga Pelaku Minta Maaf dan Janji Hapus Foto-Foto Model
"Jadi misalnya dia saat mastrubasi dia meng-klikan di otaknya kalau lihat suatu objek rangsangan seksualnya muncul itu juga bisa. Biasanya objek itu muncul dari orang saat pernah menonton sesuatu yang pernah membuatnya terangsang dan akhirnya terus berlanjut dan mempunyai mindset seperti itu," kata dia.
Adapun cara mengobati kelainan fetish ini, menurutnya, dengan melakukan refleksi ke diri sendiri. Cari tahu penyebab kelainan fetish dan merubah mindset (pola pikir).
"Tanya saja pada diri sendiri. Jika sudah tertarik dengan suatu benda, kita tanya, apa sih yang menyebabkan seperti ini? Nanti ada jawaban yang muncul. Apakah karena fantasi saat mastrubasi atau pernah nonton apa. Ini dulu yang diperbaiki dan disadarkan dulu. Harus dirubah pikiran seperti itu dan dirasionalkan," kata dia.
Jika cara tersebut tidak berhasil, Ia menyarankan orang yang memiliki kelainan fetish untuk pergi ke psikolog.
"Kalau memang tidak bisa kita mengelola sendiri ya harus datang ke profesional, karena tidak ada pengobatan yang spesifik, untuk semua orang ya. Ya profesional yang tahu," tutupnya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Lewat MotoGP Mandalika 2025, BRI Dorong Sport Tourism Nasional dan Kebangkitan Ekonomi Daerah
-
BRI Kembangkan UMKM Kuliner Asal Padang Agar Siap Bersaing di Pasar Global
-
BRI Gelar Consumer Expo 2025 di Surabaya: Solusi Finansial Terintegrasi untuk Gaya Hidupmu!
-
Rebutan DANA Kaget, Khusus Warga Malang, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Lewat AgenBRILink, BRI Hadirkan Layanan Inklusi Keuangan di 66 Ribu Desa