SuaraMalang.id - Merayakan HUT Kemerdekaan RI bisa dilakukan di mana saja dengan cara apa saja. Spirit perjuangan dan rasa cinta tanah air dan bangsa menjadi inti dari perayaan kemerdekaan itu.
Tahun ini HUT Kemerdekaan RI kembali tidak semeriah sebelum masa Pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, merayakannya pun harus lebih kreatif dari rumah masing-masing. Termasuk sekadar menonton film.
Untuk itu, berikut ini rekomendasi film bertema perjuangan melawan penjajah Indonesia. Film ini sediki banyak bisa membangkitkan rasa cinta pada tanah air. Tokoh-tokoh yang digambarkan dalam film tersebut pun bisa membuat orang terinspirasi sekaligus mengenal sosok pahlawannya.
Berikut ini adalah sejumlah film yang mampu membangkitkan semangat kemerdekaan untuk mengisi waktu libur 17-an saat di rumah:
Baca Juga: Pimpin Upacara HUT Kemerdekaan RI, Anies Ingatkan Warga Jakarta Tetap Taat Prokes
"Wage"
Film ini merupakan biografi dari pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya", Wage Rudolf Soepratman yang dirilis pada 2017. Lagu ini pertama kali dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda 2 atau yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Dalam pembuatannya, lagu "Indonesia Raya" merupakan perwujudan dari bangkitnya kesadaran pemuda-pemuda Indonesia dalam melawan penjajah. Semangat itulah yang membuat Wage berani meninggalkan segala kemewahan yang didapatnya di Makassar dan kembali ke tanah Jawa.
Wage kemudian aktif dalam pergerakan kemerdekaan dan menjadi jurnalis sebagai penyambung suara rakyat. Film ini juga memperlihatkan Wage yang merasakan ditahan oleh Belanda karena terlalu vokal dan hingga akhir hayatnya saat menderita penyakit paru-paru.
Film arahan sutradara John De Rantau ini dibintangi oleh Rendra Bagus Pamungkas dan Prisia Nasution.
Baca Juga: Saksi Kepahlawanan Serka Badjuri, Pasukan Hizbullah Usir Belanda dari Malang
"Perburuan"
Film yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul sama ini bercerita tentang enam bulan setelah kegagalan PETA melawan Jepang. Hardo (Adipati Dolken) diburu oleh tentara Jepang karena dianggap sebagai otak dari pemberontakan.
Dalam sebuah pengejaran selama satu hari dan satu malam menjelang proklamasi kemerdekaan, sebuah drama perjuangan terungkap. Kekejaman Jepang, pengkhianatan ayah tunangannya serta sahabat tak membuat Hardo patah semangat merebut kemerdekaan.
Film rilisan tahun 2019 ini disutradarai oleh Richard Oh dan diperankan oleh Ayushita, Ernest Samudra, Khiva Ishak dan Michael Kho.
"Guru Bangsa Tjokroaminoto"
Dirilis tahun 2015, "Guru Bangsa Tjokroaminoto" berkisah tentang Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang memiliki andil besar pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Di sini diperlihatkan perjuangan Tjokroaminoto yang menyadarkan masyarakat untuk merebut kemerdekaan.
Kala itu, pendidikan masih minim, rakyat miskin di mana-mana dan tidak ada sekolah untuk rakyat. Tjokroaminoto pun mendirikan organisasi Sarekat Islam untuk melakukan aksi dan sosialiasi yang tujuannya mengajak masyarakat terlibat dalam usaha kemerdekaan.
"Guru Bangsa Tjokroaminoto" dibintangi oleh Reza Rahardian (Tjokroaminoto), Alex Abbad (Abdullah), Putri Ayudya (Soeharsikin), Maia Estianty (Mrs. Mangoenkoesoemo), Didi Petet (Haji Hasan), Chelsea Islan (Stella) dan lainnya. Film ini juga disutradarai oleh Garin Nugroho.
"Sang Kiai"
Film yang rilis tahun 2013 ini mengangkat kisah dari KH Hasyim Asyari (Ikranagara) yang merupakan sosok dibalik berdirinya Nahdlatul Ulama (NU). Saat itu, ia menolak melakukan Seikerei (menghormati matahari) karena hal tersebut menyimpang dari agama Islam.
Melihat permasalahan tersebut, KH Wahid Hasyim (Agus Kuncoro) mencari jalan diplomasi dengan pihak Jepang untuk membebaskan sang ayah yang ditangkap. Namun pria bernama Harun (Adipati Dolken) berpendapat lain dan mencoba mengusir penjajah dengan kekerasan yang justru membuat banyak korban jiwa dari Indonesia.
"Jendral Soedirman"
Dirilis tahun 2015, film garapan Viva Westi ini berkisah tentang Jendral Soedirman (Adipati Dolken) yang melawan Belanda secara gerilya meski sedang sakit paru-paru.
Film tersebut juga memperlihatkan taktik dan strategi perjuangan Jendral Soedirman yang membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu. Dia juga bersembunyi di balik hutan-hutan Jawa untuk melakukan penyerangan.
"Soekarno"
Film yang sempat menjadi kontroversi ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo pada 2013. Dibintangi oleh Ario Bayu sebagai sang proklamator, "Soekarno" berkisah tentang masa kecil Presiden pertama RI yang bernama Kusno, masa remaja, kisah cinta hingga saat memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Dalam film tersebut juga ditampilkan pidato-pidato Soekarno yang membakar semangat nasionalisme, masa-masa pengasingan hingga detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia yang membuat haru.
"Soegija"
Film rilisan tahun 2012 ini merupakan film perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mengambil latar tahun 1940-1949.
Saat itu, Belanda yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan kembali menyerang dengan mengirimkan tentara-tentara mereka.
Soegija yang merupakan seorang uskup agung pun menulis kekejaman Belanda ini ke media Amerika, sehingga berpengaruh terhadap kemerdekaan Indonesia.
Trilogi "Merah Putih"
"Merah Putih" merupakan sebuah film trilogi perjuangan rakyat Indonesia melawan Belanda setelah kemerdekaan. Berlatar belakang tahun 1947, film ini mengisahkan tentang para pemuda dari berbagai suku yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Tanah Air.
Trilogi "Merah Putih" dibintangi oleh Darius Sinathrya (Marius), Donny Alamsyah (Tomas), Rahayu Saraswati (Senja), Lukman Sardi (Amir), Joe Sims (Sergeant De Graffe).
Film pertama "Merah Putih" rilis pada 2009, menyusul sekuel selanjutnya "Darah Garuda" pada 2010 dan "Hati Merdeka" 2011.
"Tjoet Nja' Dhien"
Film yang dirilis tahun 1988 karya Erros Djarot ini telah direstorasi. "Tjoet Nja' Dhien" menceritakan perjuangan pahlawan Aceh, Tjoet Nja' Dhien dalam melawan penjajahan Belanda.
Perlawanan rakyat Aceh kala itu menjadi perang terpanjang dalam sejarah penjajahan Belanda. Tak hanya mengisahkan strategi yang diambil oleh Tjoet Nja' Dhien dan dilema yang dihadapinya sebagai pemimpin, tapi film ini juga menampilkan kalutnya tentara Belanda melawan rakyat Aceh.
Film tersebut dibintangi oleh Christine Hakim dan Slamet Rahardjo. ANTARA
Berita Terkait
-
Thariq Halilintar Ternyata Pakai Tas Semahal Ini saat Upacara di IKN, Netizen: Vibes Calon Pejabat
-
Gaya Elegan Aaliyah Massaid Jadi Tamu Undangan IKN Curi Perhatian: Wanita Terhormat
-
Harga Kaos Kaki Merah Putih Lily saat 17-an Bikin Ketar-ketir: Kalau Beli Ini, Bisa Gak Makan 3 Hari
-
Celetukan Raffi Ahmad saat Lomba 17-an Bikin Haru: Contoh Atasan yang Tahu Cara Berterima Kasih ke Karyawan
-
Momen Aaliyah-Thariq Tertangkap Kamera saat Upacara di IKN, Penampilannya Disorot: Aura Pejabat
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Pernyataan Penuh Arti: Mas Gum Sampaikan Maaf di Debat Terakhir, Apa Maksudnya?
-
Kris Dayanti-Kresna Dewanata Tawarkan Program Pembangunan Hijau
-
Firhando Gumelar-Rudi Sampaikan 4 Jurus Jitu Selesaikan Masalah di Kota Batu
-
Pengangguran Jadi Masalah di Kota Batu, Cawali Nurochman Siapkan Strategi Khusus
-
Firhando Gumelar Bertemu Tokoh Katolik Kota Batu: Kami Ingin Jadi Wali Kota Semua Umat Beragama