Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 07 April 2021 | 14:31 WIB
Unjuk rasa mahasiswa Papua memperingati 54 tahun PT. Freeport di simpang empat Rajabally Kota Malang, Rabu (7/4/2021). [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - Massa aksi tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua Malang bersama Front Rakyat Indonesia untuk Free West Papua berunjuk rasa memperingati 54 tahun PT. Freeport Indonesia, Rabu (7/4/2021) di simpang empat Rajabally, Kota Malang.

Massa aksi menyerukan PT. Freeport Indonesia ditutup total.

Koordinator lapangan (Korlap) aksi, Alam Fauzi menjelaskan, PT. Freeport Indonesia selama ini dinilainya hanya merusak alam dan tidak memberikan dampak perekonomian ke warga Papua sendiri.

"Selama ini keberadaan Freeport tidak memberikan nasib ke rakyat Papua yang baik yang selama ini menjadi pemilik tanah di Freeport," kata Fauzi ke Suara.com di tengah unjuk rasa, Rabu (7/4/2021).

Baca Juga: Freeport Pesan 70 Ribu Dosis Vaksin Sinovam dari Tiongkok

Ia mencontohkan apa yang dialami Suku Amungme yang hidup di kawasan tanah PT. Freeport Indonesia. Dijelaskannya, penduduk Suku Amungme tidak pernah tersentuh hasil keuntungan dari perusahaan tambang emas tersebut.

"Semisal Suku Amungme sampai detik ini masih tidak mendapatkan upah atau hasil dari Freeport. Padahal penduduk tersebut adalah pemilik tanah itu," paparnya.

Seharusnya Alam menjelaskan, penduduk Suku Amungme sudah bisa sejahtera secara ekonomi. Pasalnya 54 tahun lebih tanah aslinya dieksploitasi habis-habisan.

"Tapi kenyataannya tidak. Mereka sekarang bertahan hidup dengan menjual Pinang dan barang-barang lainnya untuk bertahan hidup," paparnya.

Ia melanjutan, jika memang tidak bisa PT. Freeport Indonesia ditutup, maka rakyat Papua ingin untuk diakui kemerdekaannya. Tujuannya supaya bisa menentukan nasib sendiri kebijakan yang berada di wilayah Papua, termasuk masalah PT. Freeport Indonesia.

Baca Juga: Dilaporkan ke Propam, Mahasiswa Papua Berharap Kapolresta Malang Dipecat

"Kami juga ingin diakui kemerdekaan Papua Barat Free West Papua. Karena biarkan kami bisa menentukan nasib kami sendiri," ujarnya.

Alam pun mengatakan, unjuk rasa kali ini dilakukan dengan cara damai. Pihaknya berkomitmen seluruh massa aksi hanya ingin menyuarakan aspirasi.

"Dan tidak hanya di Kota Malang. Tapi di Yogyakarta dan beberapa daerah lain juga. Kami memperingati 54 tahun bangunan Freeport," tutup dia.

Sementara itu, tampak sejumlah polisi mengatur lalu lintas di lokasi unjuk rasa. Terlihat pula di sekitar Balai Kota Malang terdapat sejumlah polisi yang berjaga.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More