SuaraMalang.id - Dalam simulasi jalur evakuasi bencana tsunami di wilayah pesisir selatan Banyuwangi, Jawa Timur, bisa dibilang sangat sulit. Hal ini diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat saat mengecek langsung kondisi di lapangan.
Di lapangan, BMKG menemukan kendala jalur evakuasi warga di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, cukup sulit dan lokasinya jauh.
Mestinya, kata Dwi, evakuasi butuh waktu yang lebih cepat dari estimasi kejadian bencana. Tapi, ini bakal sulit dilakukan karena jarak, akses dan infrastrukturnya kurang memadai.
"Lalu kita jalani kita pura-pura sedang evakuasi kita simulasikan ternyata saat berjalan perlu waktu 10 menit. Itu padahal dari perhitungan teknologi yang ada di BMKG, datangnya tsunami itu 10 menit waktu untuk evakuasi juga 10 menit itu mepet," kata Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati, seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Jumat (05/03/2021).
"Paling tidak ya setengahnya dari waktu yang ada (10 menit). Tapi tidak mungkin karena jembatannya aja juga nggak ada, jalurnya juga masih jauh sehingga kita catat semua kelemahan-kelemahan ini untuk bahan mitigasi," katanya.
Dwikorita menyebut, jalur evakuasi tsunami di Pancer juga rumit. Bahkan tergolong sulit dilalui. Hal itu akan menjadi catatan BMKG untuk mencari solusi nanti.
"Sehingga harus menyeberangi sungai. Padahal sistem dari evakuasi tsunami itu menghindari sungai menghindari pantai. Ini kok malah menyeberangi sungai yang dari Pantai jadi harus dicek di lapangan," ujarnya.
"Kita tatap dan itu yang harus dijadikan solusi untuk segera di tangani. Agar masyarakat tidak kocar-kacir mau lari kemana masuk sungai bahaya. Jadi tujuan kami mencegah kekacauan dan kegagalan peringatan dini ini,” jelasnya.
Dia mencatat potensi terjadinya tsunami makin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan data jumlah peningkatan aktivitas kegempaan khususnya di perairan selatan Jawa Timur.
Baca Juga: Banyuwangi Punya Persatuan Dukun, Bondowoso Ada Perkumpulan Pemuda Sesat
"Kalau kita terlalu lama mengatasinya bisa keduluan tsunaminya. Semua sistemnya udah siap, tapi sarana prasarana evakuasinya yang belum siap. Percuma ada peringatan dini tapi tidak diberi sarana prasarana yang memadai jadi hanya panik," ujarnya.
Berita Terkait
-
Banyuwangi Punya Persatuan Dukun, Bondowoso Ada Perkumpulan Pemuda Sesat
-
Kalbar Diprediksi Diguyur Hujan, Potensi Karhutla Kategori Aman
-
BMKG Peringatkan Ancaman Gempa Magnitudo 8,7 dan Tsunami di Selatan Jatim
-
Banyuwangi Terancam Gempa 8,7 SR, BMKG: Paling Parah Bisa Tsunami 18 Meter
-
BMKG Prediksi Sejumlah Wilayah di Indonesia Akan Diguyur Hujan Deras
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Here We Go! FC Utrecht Lepas Miliano Jonathans ke Timnas Indonesia
-
Danantara Pecat Immanuel Ebenezer dari Komisaris Pupuk Indonesia Usai Terjaring OTT KPK!
-
Emil Audero Debut Sensasional, Kini Siap Duel Lawan Jay Idzes di Akhir Pekan
-
Starting XI Terbaik Liga Inggris Pekan Kedua: Minus Pemain Manchester United
-
Terungkap! Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Awalnya Beda Proyeksi di Timnas Indonesia
Terkini
-
Demi UMKM Naik Kelas, BRI Salurkan Pembiayaan Senilai Rp1.137,84 Triliun
-
Ratusan UMKM Meriahkan Festival Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe, BRI Dukung Lewat QRIS dan BRImo
-
Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX, Wujud Transformasi BRI dalam Keuangan Digital
-
Haluan Bali, Fashion Lokal dengan AR dan Sentuhan Tradisi yang Tembus Pasar Global
-
Program BRI Peduli Berperan Aktif, Salurkan Donasi untuk Korban Terdampak Gempa Poso