Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Senin, 01 Maret 2021 | 22:55 WIB
Bupati Lumajang Thoriqul Haq memantau lokasi banjir di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (27/2/2021) malam. (ANTARA/ HO - Diskominfo Lumajang)

SuaraMalang.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat ada sekitar 3.000 lebih kepala keluarga (KK) terdampak banjir, pada 27-28 Februari 2021. Tidak ada korban jiwa akibat meluapnya Sungai Bondoyudo itu, namun dilaporkan sejumlah hewan ternak mati.

Rinciannya, Desa Kutorenon sebanyak 2.106 KK, kemudian Biting I 242 KK, dan Biting II 172 KK. Sementara Desa Selok Besuki, di Dusun Krajan Kulon 300 KK, Dusun Krajan Wetan (300), Desa Bondoyudo di Dusun Alasmalang RW 05 RT 1 (28), RT 20 (42), RT 22 (43), Dusun Rejo Agung RW 01 RT 08 (25), RT 07 (25), RT 02 (43), dan RW 02 RT 10 (53).

Kepala Bidang Kedaruratan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lumajang Joko Sambang mengatakan, banjir telah surut dan warga mulai membersihkan rumah dan lingkungan masing-masing.

"Banjir sudah surut, sehingga warga mulai membersihkan rumah yang sempat terendam banjir disertai lumpur. Petugas BPBD juga membantu warga membersihkan rumah, sejumlah jalan dan fasilitas umum," katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (1/3/2021).

Baca Juga: Viral Pernikahan Tetap Digelar meski Banjir, Dekorasinya Malah Tuai Pujian

BPBD Lumajang, lanjut dia, juga telah mendistribusikan air bersih.

"Hari ini kami distribusikan air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir karena air sudah surut," sambung dia.

"Kami agendakan untuk melakukan kerja bakti massal bersih-bersih fasilitas umum secara serentak pada Selasa (2/3) dengan melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD)," imbuh Joko Sambang.

Sebelumnya Bupati Lumajang Thoriqul Haq telah meninjau beberapa lokasi terdampak banjir dan memastikan tidak ada korban jiwa akibat bencana alam tersebut.

"Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir akibat meluapnya Sunngai Bondoyudo tersebut,namun kami menerima laporan bahwa ternak milik warga banyak yang mati," ujarnya.

Baca Juga: Hutan Sosial Lumajang, Kementerian LHK Dorong Pembangunan Wilayah Terpadu

Load More