Waspada Bahaya Tersembunyi di Balik Masifnya Proyek Vila di Lereng Pegunungan Kota Batu

Anggota DPRD Jatim Dewanti Rumpoko menyoroti maraknya pembangunan vila atau perumahan di kawasan lereng pegunungan.

Baehaqi Almutoif
Rabu, 21 Mei 2025 | 09:18 WIB
Waspada Bahaya Tersembunyi di Balik Masifnya Proyek Vila di Lereng Pegunungan Kota Batu
Ilustrasi villa. (pixabay.com)

SuaraMalang.id - Anggota DPRD Jatim Dewanti Rumpoko menyoroti maraknya pembangunan vila atau perumahan di kawasan lereng pegunungan.

Politikus asal Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim itu mengingatkan mengenai perlunya menjaga ekosistem dan lingkungan. Jangan sampai, pembangunan tersebut memunculkan longsor dan banjir.

“Saya mohon ketika ada (pengembang) yang menawarkan perumahan atau villa, masyarakat perlu tahu apakah wilayah tersebut memang dipertuntukkan untuk perumahan. Apakah zona itu hijau, kuning, atau lainnya. Masyarakat harus diedukasi,” kata Dewanti.

Dia pun mengimbau kepada para pengembang dan masyarakat untuk memerhatikan kelayakan lokasi sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).

Baca Juga:Jalan Pakis-Turen Makin Lebar, Diusulkan Pindah Pengelolaan ke Provinsi

Menurutnya, penting untuk menjaga ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH), terutama di kawasan lereng pegunungan, seperti Kota Batu.

Perlu ada perhatian lebih apakah suatu area memang layak dijadikan permukiman atau tidak.

“Di wilayah Malang Raya dan khususnya Batu, karena Batu itu banyak lereng. Itu harus di evaluasi lagi, apakah lerengan tersebut layak dijadikan hunian. Pembeli tanah dan villa juga harus mendapat edukasi soal itu agar tidak membeli rumah yang ternyata melanggar aturan,” imbuhnya.

Karena itu, pihaknya juga meminta semua stakeholder untuk melakukan kajian secara serius dan profesional setiap kali merencanakan pembangunan perumahan.

Sebenarnya, kata dia, semua wilayah kabupaten/kota sudah memiliki data peruntukan lahan sesuai RTRW. Tinggal sekarang penegakkannya.

Baca Juga:Lolos ke Babak 16 Besar, Asa Persikoba Naik ke Liga 3 Terbuka Lebar

“Misalnya di Wailayah Kota Batu semua wilayah itu sudah terdata dalam RTRW dan itu straight harus dilaksanakan,” katanya.

Kota Batu memang dikenal sebagai destinasi wisata unggulan dengan keindahan alam yang memukau dan udara yang sejuk. Kota ini seringkali disebut sebagai "Kota Dingin" atau "Swiss van Java" berkat lokasinya yang strategis di lereng pegunungan Arjuno, Welirang, Panderman, dan Kawi.

Kondisi tersebut yang membuat Batu kemudian berkembang sebagai kota pariwisata.  Keindahan alamnya yang memukau, udara sejuk, serta tanah yang subur, telah membentuk identitasnya. 

Kota Batu telah bertransformasi dari sekadar daerah pertanian menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia, dengan orientasi pembangunan yang semakin jelas dan terarah.

Namun demikian, lokasi Kota Batu sebagai daerah hulu, pelestarian lingkungan menjadi krusial untuk menjaga ketersediaan air dan mencegah bencana longsor/banjir. Sebab itu, pembangunan harus mengarah kepada kelestarian alam. 

Orientasi pembangunan secara tegas berpusat pada pariwisata berkelanjutan dengan tetap menjaga ciri khas pertanian dan kelestarian lingkungan. Memadukan pengembangan konsep agrowisata terintegrasi, dengan tetap memerhatikan lingkungan. Terutama kawasan konservasi dan resapan air serta hutan lindung. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini