Bukan 778 Ton, Abah Anton Ungkap Fakta Asli Sampah di Kota Malang

Calon Wali Kota Malang Abah Anton menyebut jumlah sampah yang mencapai 778 ton per hari salah.

Baehaqi Almutoif
Minggu, 10 November 2024 | 16:21 WIB
Bukan 778 Ton, Abah Anton Ungkap Fakta Asli Sampah di Kota Malang
Arsip Foto : Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, Jawa Timur nomor urut 3 M Anton-Dimyati Ayatullah seusai sesi pengundian nomor urut pasangan di Malang Creative Center (MCC), Kota Malang, Senin (23/9/2024). ANTARA/Ananto

SuaraMalang.id - Calon Wali Kota Malang Abah Anton menyebut jumlah sampah yang mencapai 778 ton per hari salah.

Menurutnya, produksi sampah di Kota Malang tidak sampai segitu. "Salah menurut kami," ujar Abah Anton saat debat dikutip dari Ketik.co.id--partner Suara.com, Sabtu (9/11/2024).

Dia juga menepis anggapan jika yang dikelola sampah hanya 35 ton per hari.

Menurutnya, data 35 ton tersebut merupakan sampah yang dapat dikelola di tempat pembuangan sampah (TPS).

Baca Juga:Adu Banteng Maut di Pakis Malang, 2 Luka-luka

Abah Anton menilai, TPS yang ada di setiap kelurahan memiliki peran cukup besar dalam pengolahan sampah di Kota Malang. Di beberapa tempat bahkan telah ada bank sampahnya juga.

"Saya kira itu hanya pengurangan saja karena sebelum dibawa ke TPA kita punya TPS. Di sana dilakukan pembuatan kompos, ada pemulung memilah-milah sampah. Saya rasa 35 ton bukan produksi yang ada di TPA tapi tempat penampungan sementara," katanya.

Bank sampah ini menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut dan membawa produktifitas ekonomi.

Setelah itu, sampah-sampah yang tersisa setelah dipilah di TPS kemudian dibawa ke TPA Supit Urang.

"Tentu kami sudah melakukan kebijakan waktu saya menjadi Wali Kota Malang. Itu sudah berjalan dengan baik yaitu menumbuhkan ekonomi masyarakat melalui bank sampah. Pada waktu itu telah populer," katanya.

Baca Juga:Tragis! Senapan Angin Meledak, Pemburu Ikan Tewas Seketika di Malang

Terlepad dari itu, dia menyampaikan, penanganan sampah di Kota Malang perlu menggandeng sejumlah stakeholder, termasuk perguruan tinggi.

Terlebih untuk mencari upaya dalam mengatasi masalah tersebut dari lingkup rumah tangga.

"Tidak hanya dari TPS, kami sudah memulainya dari sampah rumah tangga. Waktu itu setiap kelurahan saya berikan terkait bank sampah. Ini akan saya lanjutkan kembali apabila terpilih," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini