Bejo Sandy dan Cita-Citanya Membumikan Rinding Malang

Bejo Sandy telaten mengolah bambu itu menjadi harpa mulut atau Rinding. Dia memang memiliki misi membumikan Rinding Malang.

Baehaqi Almutoif
Rabu, 30 Oktober 2024 | 21:26 WIB
Bejo Sandy dan Cita-Citanya Membumikan Rinding Malang
Bejo Sandy menunjukkan Rinding Malang karyanya. [SuaraMalang/Aziz]

“Pernah jadi aksesoris atau properti untuk sesi pemotretan model fashion,” ujarnya.

Angga tertarik untuk terlibat dan berkontribusi melestarikan Rinding Malang berawal saat masih aktif dalam komunitas program mengajar di daerah pelosok, sekitar 2015. Ia bertemu dengan Bejo Sandy yang diundang menjadi pengajar di kelas inspirasi tersebut.

“Setelah berdiskusi dengan mas Bejo, maka tercetus ide untuk menguatkan literasi tentang Rinding Malang,” katanya.

Penguatan literasi diawali dengan riset, yakni mencari dan menelusuri jejak Rinding di Malang. Beriringan itu, Bejo Sandy dan Angga sosialisasi dengan cara door to door. Mereka mendatangi rumah baca, komunitas sastra, sekolah hingga kelompok karang taruna.

Baca Juga:Meresahkan, Pria Ini Tiba-tiba Keluarkan 'Anunya' di Depan Penjaga Lapak Pasar Besar Malang

Jerih payah mereka akhirnya terbayar, gagasan bertajuk Revitalisasi Rinding Malang terpilih sebagai penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards, pada 2017.

Penghujung 2021, karya tulisnya berjudul Rinding Malang: Revitalisasi Musik Tradisional Malang Raya memenangi lomba karya tulis naskah budaya Kota Malang.

Bejo optimistis, misinya membumikan Rinding Malang terwujud. Termasuk agar instrumen itu diakui sebagai warisan budaya. Pada 2020, Rinding Malang telah masuk pencatatan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

“Ini semakin memotivasi kami untuk riset lebih dalam lagi Rinding Malang,” katanya.

Kontributor : Aziz Ramadani

Baca Juga:Pergoki Selingkuh, Suami di Malang Bacok Istri dan Pria Idaman Lain

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini