SuaraMalang.id - Hewan kurban diarak keliling kampung sebelum disembelih. Tradisi tersebut dijalankan oleh warga Kampung Temenggungan, Kota Malang.
Tepat usai menunaikan Salat Iduladha, puluhan ekor kambing akan diarak melewati jalanan di kawasan tersebut. Konon, tradisi ini sudah ada sejak 1976. Saking lamanya bahkan diklaim sebagai pelopor di Indonesia.
Ketua Pelaksana Panitia Idul Kurban Temenggungan, Zulfikar Alamsyah mengungkapkan arak-arakan tersebut dilakukan rutin sebelum hewan kurban disembelih.
Pelaksanaan arak-arakan ini ternyata mempunyai makna sendiri. Warga yakin tradisi tersebut memiliki banyak manfaat.
Baca Juga:Menginap di Alam Terbuka: 7 Lokasi Camping di Malang dengan Pemandangan Memukau
“Arak-arakan ini tradisi rutin yang kami (warga Temenggungan) laksanakan setiap hari raya Idul Adha. Tradisi ini dipercaya bisa bermanfaat bagi kambing, lebih segar ketika disembelih,” katanya dikutip dari BeritaJatim--jaringan Suara.com, Senin (17/6/2024).
Tradisi ini selalu dinanti warga yang langsung menunggu di pinggir jalan selepas Salat Iduladha. Warga luar kampung juga ikut menantikan acara tersebut.
Tahun ini arak-arakan hewan kurban membawa tema kampanye anti-penindasan pada bangsa Palestina. Warga membentangkan spanduk bertuliskan ‘From Temenggungan with love. Good tradition generation. Perjuanganmu adalah perjuangan kami. Stop genocide on Rafah’.
Zulfikar menyebut pada Iduladha tahun ini pihaknya menyembelih 46 kambing dan 5 ekor sapi. Hewan-hewan tersebut milik warga yang dititipkan untuk disembelih kepada panitia.
“Kambingnya kebanyakan jenis etawa dan harga paling mahal Rp19 juta. Kalau tinggi rata-rata 1 meter. Kita senang tradisi ini diikuti kampung-kampung lain,” ungkapnya.
Baca Juga:Pesona Tersembunyi di Malang Selatan: Menjelajahi Keindahan Pantai Parang Dowo