SuaraMalang.id - Rebecca Klopper, salah satu pemeran dalam film 'Catatan Si Boy', mencuri perhatian saat menghadiri Gala Premiere film tersebut.
Dengan penampilan ceria dan penuh senyum, Rebecca tampil di red carpet dan bahkan tampak berloncat-loncat kecil saat menghampiri awak media, seperti yang dikutip dari Instagram @pembasmi.kehaluan.reall.
Namun, yang menjadi sorotan adalah tindakan Rebecca yang dengan cepat mundur dari kerumunan awak media.
Kekasih Fadly Faisal itu hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak ingin diwawancara.
Aksi Rebecca yang menghindar ini diduga berhubungan dengan kasus video syur dirinya yang sempat beredar luas di internet.
Meskipun sudah memberikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada masyarakat, tampaknya Rebecca masih terpengaruh oleh kasus tersebut.
Respons netizen terhadap tindakan Rebecca ini beragam. Sebagian besar menilai bahwa Rebecca masih trauma terhadap revenge porn yang menimpa dirinya, dan kagum terhadap kebangkitannya.
"Kenapa yg harus malu dia doang? Kenapa gak yg nyebar? Udahlah pd move on,” ujar seorang netizen, dikutip hari Senin (7/8/2023).
Ada pula yang menyebut Rebecca sebagai korban dan menekankan bahwa tampil di depan umum setelah mengalami hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Mereka juga mengingatkan untuk tidak terlalu cepat menilai.
Baca Juga:Beda Sikap Rebecca Klopper dan Luna Maya usai Video Syur Viral Disorot: Muka Tembok!
Namun, tak sedikit pula yang nyinyir kepada Rebecca, dengan beberapa menyebutnya tidak tahu malu.
“Indonesia beneran butuh cancel culture, bukan sok suci atau Gimana tp dia ini Publik figure yg kena kasus karena konsekuensi perbuatan nya sendiri,” ungkap yang lain.
“Urat malu artis Indonesia udah pada putus, yg penting terkenal," tandas netizen lain.
Kehadiran Rebecca Klopper di Gala Premiere 'Catatan Si Boy' ini telah membuka kembali perdebatan tentang etika dan tanggung jawab publik figur.
Tindakannya yang menghindar dari media menjadi simbol dari perjuangan seorang artis yang berusaha bangkit dari masa lalu yang kelam, sambil berhadapan dengan opini beragam dari publik yang mengikutinya.
Kontributor : Elizabeth Yati