SuaraMalang.id - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang mengungkapkan, secara keseluruhan sebanyak 9 pasien gagal ginjal akut dirawat di rumah sakit itu.
Dari jumlah itu, tiga di antaranya meninggal dunia. Saat ini, ada satu pasien gagal ginjal akut ini. Pasien ini berasal dari Blitara. Ia menderita gagal ginjal aku progresif stipikal.
Seperti disampaikan Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Saiful Anwar, dr Syaifullah Asmiragani. Ia mengatakan satu pasien asal Blitar itu kini kondisinya sudah membaik.
"Kondisi ginjalnya sudah mulai pulih, tapi masih belum diperbolehkan untuk pulang. Saat ini masih dirawat di fasilitas 'low care'," katanya, katanya dikutip dari ANTARA, Kamis (03/11/2022).
Baca Juga:Tidak Mau Disalahkan di Kasus Gagal Ginjal Akut, BPOM Dianggap Buang Tanggung Jawab ke Kemendag
"Dari sembilan pasien, tiga orang meninggal dunia, lima sudah sembuh. Saat ini ada satu pasien yang masih menjalani perawatan dan kondisinya membaik," ujarnya.
Syaifullah menjelaskan, satu pasien yang kondisinya membaik itu kini tidak lagi melakukan hemodialisis atau cuci darah karena kondisinya berangsur-angsur sudah mengalami perbaikan. Namun, pada saat awal ditangani oleh RSUD Saiful Anwar, pasien tersebut harus menjalani perawatan hemodialisis.
Untuk pasien meningal dunia, RSUD Saiful Anwar Kota Malang hingga saat ini masih belum bisa memastikan penyebabnya. Pihak rumah sakit telah mengirimkan sampel urine dan obat-obatan yang pernah dikonsumsi pasien tersebut ke laboratorium toksikologi.
"Kita mengirimkan sampel urinenya termasuk obat-obatan yang pernah dikonsumsi ke Puslabfor. Mungkin dalam waktu dekat sudah ada jawaban," kata Syaifullah Asmiragani.
Pemerintah Kota Malang telah memberikan imbauan kepada orang tua untuk mewaspadai kasus gagal ginjal akut tersebut dan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk sirup.
Baca Juga:Apa Itu Etilen Glikol dan Dietilen Glikol, Kimia Perusak Ginjal Pada Obat Sirop
Diagnosa dari penyakit gagal ginjal akut tersebut, disebabkan oleh riwayat keturunan, perilaku konsumsi makan dan minum, serta kebiasaan atau aktivitas anak. Gejala penyakit itu meliputi penurunan volume buang air kecil, atau tidak ada air kencing sama sekali.