Trauma! Kisah Aremania Probolinggo 11 Hari Tidur di Stadion, Menunggu 3 Temannya yang Tewas Dalam Tragedi

Rusdi, seorang Aremania Probolinggo itu menolak pulang ke rumahnya. Ia merasa masih dekat dengan tiga kawannya yang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu.

Muhammad Taufiq
Rabu, 12 Oktober 2022 | 18:28 WIB
Trauma! Kisah Aremania Probolinggo 11 Hari Tidur di Stadion, Menunggu 3 Temannya yang Tewas Dalam Tragedi
Aremania Probolinggo yang emoh pulang ke rumah [Foto: Beritajatim]

SuaraMalang.id - Rusdi, seorang Aremania Probolinggo itu menolak pulang ke rumahnya. Ia merasa masih dekat dengan tiga kawannya yang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu.

Rusdi remaja 17 tahun merupakan warga Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. Selama ini terlihat wara-wiri tinggal di Stadion. Ia nampak syok berat gegara ditinggal pergi tiga sahabatnya.

Identitas Rusdi diketahui setelah pihak UPT Stadion Kanjuruhan mengamankan tas milik Rusdi. Di dalam tas Rusdi, ditemukan ijasah RA setara Sekolah Dasar yakni RA Sunan Ampel, Krucil, Probolinggo, Selasa (12/10/2022).

Diketahui, Rusdi enggan pulang ke rumah sejak Minggu (2/10/2022) setelah kejadian. Menurut Bu Tin (59), penjual kopi di area Stadion Kanjuruhan, Ia menonton sepak bola Arema FC vs Persebaya Surabaya bersama 3 kawannya.

Baca Juga:Klaim Gas Air Mata Tak Mematikan Seolah Ogah Disalahkan, Sikap Polri Dinilai Nir-Empati ke 132 Korban Tewas Kanjuruhan

"Sama saya korban ini ngomong, datang ke stadion sama tiga temannya. Nah, tiga orang temannya ini meninggal dunia semua. Satu orang cewek, dua laki laki, meninggal semua. Tinggal dia sendiri," ujarnya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.

Bu Tin mengaku, korban atas nama Rusdi kalau ingin buang air besar dan kencing selalu datang ke tempatnya.

"Kalau mau buang air besar ke sini mas. Saya tanya, pulang lah nak. Tiga temanmu sudah tiada. Tapi jawabnya nggak mau pulang, masih merasa ia bersama teman-temannya dan menunggu temannya yang meninggal itu," ujar Bu Tin.

Bu Tin menerangkan, Rusdi mengaku ingin bersama teman-temannya di Kanjuruhan.

"Sudah saya bilang agar pulang, tapi dia bersikukuh menunggu temannya. Kalau ngopi disini saya gratiskan juga gak mau. Alasannya kalau pulang katanya takut sama kakaknya. Dia kan anak yatim piatu juga, kasihan saya mas," tutur Bu Tin menahan tangis.

Baca Juga:Aksi Polisi Malang Sujud Massal Minta Maaf ke Korban Tragedi Kanjuruhan, Akademisi: Lebay!

Selama 11 hari di Stadion, Rusdi ini selalu berkeliling. Berjalan dengan tatapan kosong. Terkadang Rusdi tidur di depan pintu utama stadion. Dan patung kepala singa tegar.

Sub Kordinator Monev dan Pelayanan Medis RSUD Kanjuruhan Lukito Condro bersama Psikolog RSUD Kanjuruhan, Hardiono menjelaskan, pihaknya ditugaskan ke Stadion mencari keberadaan Rusdi untuk memberikan pendampingan langsung.

"Anak ini sudah hampir dua Minggu di Stadion. Datang menonton Arema bersama tiga orang temannya. Yang tiga orang itu meningga dunia semua. Kami juga berkoordinasi dengan Dinkes Probolinggo yang mencari keberadaan anak tersebut," pungkas Hardiono.

Sementara itu, Lukito menjelaskan, akan meminta bantuan dari pihak RSJ Lawang untuk membantu mengkondisikan Rusdi yang mulai membahayakan tim medis ketika akan di lakukan evakuasi dan pendampingan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini