SuaraMalang.id - Ratusan Aremania dari Malang Raya berkumpul di depan Stadion Gajayana Malang. Selain menyalakan lilin sebagai bentuk duka cita yang mendalam, para suporter ini juga melakukan pertemuan dadakan.
Salah satu perwakilan Aremania Gus Durian, Dersey, mengatakan jika pertemuan di depan Gajayana itu merupakan gerakan spontanitas para suporter setelah pecahnya tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang memakan ratusan nyawa.
"Ini kan spontanitas dari temen-temen Aremania korwil yang ada di Malang Raya dan di seluruh negeri yang merasa bagian dari Aremania. Pertama, ini sebagai bentuk empati atas meninggalnya dulur-dulur kita yang menjadi korban di Kanjuruhan kemarin, acara ini pure simpati, tidak ada yang menggerakkan dan mengalir apa adanya," ujar Dersey, Minggu (2/10/2022) malam.
Dalam pemanjatan doa dan pertemuan dadakan ini, tercetuslah keinginan suporter Singo Edan Malang agar Kepolisian segera mencari tersangka atas tragedi Kanjuruhan tersebut.
"Harus ada yang bertanggung jawab, siapapun itu namanya Panpel atau siapapun. Sampai terjadi insiden terbunuhnya Aremania harus ada yang bertanggung jawab. Karena tidak mungkin (terjadi) insiden seperti itu apabila tidak ada yang menggerakkan, dan kita betul-betul ingin proses hukum berjalan seadil-adilnya terhadap dulur-dulur kami yang meninggal," kata Dersey.
Aremania akan mengawal kinerja kepolisian guna melakukan pengusutan tragedi ini. Mereka juga mendesak polisi agar segera memutuskan siapa saja tersangka dan dalang di balik tragedi ini.
"Kami tidak akan mundur sejengkal pun, sampai proses hukum dan siapapun yang bisa menjadi tersangka, yang bertanggungjawab tragedi itu ditindak seadil-adilnya. Dan siapapun yang terlibat harus dibuka terang benderang, sebelum temen-temen Arema ini bergerak dengan cara-cara yang tidak prosedural," ujarnya.
Selain itu, Aremania juga akan mengikuti proses hukum yang berlaku, dan jika dalam waktu 7 hari kepolisian tak menetapkan tersangka, maka mereka akan turun ke jalan dengan massa yang cukup besar guna mencari tersangka sendiri.
"Kalau 7 hari tidak ada tersangkanya. Kita turun ke jalan, dan saya tidak bertanggung jawab kalau teman-teman ini bergerak di luar prosedural," ujarnya menegaskan.
Baca Juga:Ketua PSSI Dirujak Warganet, Ucap "Hadirin Sekalian yang Berbahagia" Saat Buka Konpers di Malang
"Itu kita kaji oleh penasehat hukum, karena jelas-jelas itu nyata, bahwa apa yang menjadi statuta FIFA setiap pertandingan di seluruh dunia tidak boleh menggunakan gas air mata. Kenapa itu terjadi di Kanjuruhan yang mengakibatkan terbunuhnya ratusan orang suporter Aremania? Maka itu juga bagian yang kami tuntut dan siapa pelaku yang memerintahkan terjadinya penembakan gas air mata, harus diadili dan bertanggungjawab terhadap hilangnya nyawa dar saudara-saudara kami," ujarnya melanjutkan.
Saat ini, Aremania menggugat Panitia Penyelenggara (Panpel) Liga yang ada di Malang, karena tragedi Kanjuruhan ini yang bertanggungjawab penuh adalah Panpel.
"Menggugat Panpel, perangkat keamanan itu hanya sebagai backup yang diminta oleh Panpel, dan Panpel itu yang bertanggungjawab mulai ijin, kemanan, pintu gerbang dibuka dan ditutup jam berapa sampai jam berapa, ini kan kemarin pintu gerbang hanya satu yang dibuka, itu Panpel yang harus bertanggung jawab," tegasnya.
Dalam acara renungan, doa, dan pertemuan tersebut, juga dihadiri perwakilan suporter Persija Jakarta, The Jak Mania juga hadir, dan mengucapkan duka cita yang mendalam, atas meninggalnya 125 orang di Tragedi Kanjuruhan Malang.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa