PLTN Ukraina Dihujani Peluru Artileri, Bencana Radiasi Nuklir Kian Mengancam

Serangan terus terjadi, meski tim pengawas nuklir PBB (IAEA) sudah tiba di Ukraina. Rusia dan Ukraina saling tuding atas penembakan itu.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 30 Agustus 2022 | 20:20 WIB
PLTN Ukraina Dihujani Peluru Artileri, Bencana Radiasi Nuklir Kian Mengancam
Pembangunan pembangkit nuklir Zaporizhzhia di kota Enerhodar yang dikuasai Rusia. [FOTO : Al Jazeera/Reuters]

SuaraMalang.id - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Kota Enerhoda, Ukraina dihujani serangan artileri. Terbaru, peluru artileri menghujam atap bangunan tepat di sebelah reaktor nuklir.

Akibat serangan itu, potensi bencana radiasi kian besar. Serangan terus terjadi, meski tim pengawas nuklir PBB  (IAEA) sudah tiba di Ukraina. Rusia dan Ukraina saling tuding atas penembakan itu.

Citra satelit resolusi tinggi baru yang dikumpulkan perusahaan Amerika, Maxar Technologies menunjukkan kerusakan di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa itu.

Sebuah tim dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB dari pengawas nuklir, seperti dilansir Al Jazeera, sejak Senin kemarin meninggalkan Austria dan tiba di ibukota Ukraina, Kyiv, Senin.

Baca Juga:Rusia Berupaya Rekrut Para Pemuda untuk Berperang dengan Iming-iming Uang

"Kita harus melindungi keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir terbesar di Ukraina dan Eropa,” kata Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi dalam sebuah postingnya di Twitter.

Tim IAEA yang dia pimpin akan mencapai PLTN di sungai Dnieper dekat garis depan di selatan Ukraina akhir pekan ini tanpa merinci harinya.

Pemerintah wilayah yang dibentuk Rusia mengklaim pasukan Ukraina menghantam atap gedung yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar reaktor.

Namun, tingkat radiasi di pembangkit listrik itu normal, dan situasi di lokasi itu terkendali, kata kantor berita RIA Novosti mengutip pejabat yang ditempatkan di Rusia.

Diharapkan misi itu akan mulai bekerja di pembangkit nuklir Zaporizhzhia dalam beberapa hari mendatang,” tulis juru bicara kementerian Oleg Nikolenko di Facebook.

Baca Juga:Pertamina Lakukan Efisiensi di Tengah Harga Minyak Dunia Naik, Sukses Hemat Rp 6 Triliun

Pihak Rusia lewat  juru bicaranya, Dmitry Peskov mengatakan, Rusia akan memastikan keamanan misi IAEA dan meminta negara-negara lain untuk 'meningkatkan tekanan' pada Ukraina agar berhenti mengancam benua Eropa dengan menembaki wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan sekitarnya.

Secara terpisah, IAEA mentweet, misi ini akan menilai kerusakan fisik, mengevaluasi kondisi di mana staf bekerja di pabrik, dan menentukan fungsionalitas sistem keselamatan & keamanan.

Selain itu juga akan melakukan kegiatan perlindungan mendesak,, referensi untuk melacak bahan nuklir. "Tanpa berlebihan, misi ini akan menjadi yang tersulit dalam sejarah IAEA,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.

PBB dan Ukraina telah menyerukan penarikan peralatan militer dan personel dari kompleks nuklir untuk memastikan itu bukan target. Kedua belah pihak selama berhari-hari saling tuding terhadap setiap serangan mereka.

Dengan meningkatnya kekhawatiran akan kecelakaan nuklir di negara yang masih dihantui oleh bencana Chernobyl 1986 , pihak berwenang di Zaporizhzhia membagikan tablet yodium dan mengajari penduduk cara menggunakannya jika terjadi kebocoran radiasi.

Kekhawatiran itu sangat beralasan sebab sampai kini, bahkan ketika tim IAEA PBB sudah tiba di Ukraina, serangan artileri ke kompleks PLTN Zaporizhzhia di kota Enerhoda itu terus berlangsung dan telah menghancurkan atap bangunan tepat di sebelah reaktor nuklir itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini