SuaraMalang.id - Kualitas hubungan suami istri sangat memengaruhi keharmonisan rumah tangga. Oleh sebab itu, setiap pasangan suami istri harus terpuaskan saat behubungan badan.
Soal hubungan badan suami istri ini, bukan cuma suami saja yang harus mendapatkan kenikmatan, namun istri juga harus sama. Oleh sebab itu, suami harus tahu bagaimana memperlakukan istrinya.
Ada pengetahuan tentang Grafenberg Spot atau G-spot perempuan yang dibagikan oleh Dokter spesialis kandungan dr Boyke Dian Nugraha. Pengetahuan ini penting bagi para suami.
Dokter Boyke menyebutkan titik-titik G-spot pada wanita yang bila mendapatkan rangsangan diyakini dapat memberikan kenikmatan pada wanita saat berhubungan intim.
Baca Juga:Tips Pria Jaga Keperkasaan saat Berhubungan Intim, Ini Saran dr Boyke
"Ada yang di serviks, di payudara, di vagina dalam. Tapi 70 persen itu di antara jam 11 sampai jam 12 (malam)," ujar Boyke dikutip dari Antara, Kamis (11/08/2022).
G-spot merupakan area pada wanita yang sangat sensitif saat berhubungan intim. Boyke menuturkan, pada vagina letaknya di sepertiga bagian atas.
Pria perlu memperkirakan secara tepat titik ini demi menghindari munculnya rasa sakit bagi wanita.
"Jadi jangan terlalu masuk tangannya, kita cari sepertiga bagian atas, lalu kita meraba seperti yang namanya koin, koin Rp 100 engak dalam, tidak boleh terlalu keras, tidak boleh terlalu tekan," jelas Boyke.
Menurut Boyke, sekitar 70 persen wanita memiliki G-spot. Namun banyak dari mereka tak tahu letaknya sehingga perlu dicari. Dia menambahkan, seperti pria, para wanita juga perlu mendapatkan kepuasan saat berhubungan seksual.
Baca Juga:Tak Peduli Ditonton Anak-anak, Pasangan Ini Nekat Mesum Sambil Berendam di Laut
"Jadi lelaki sekarang nggak gampang juga, udah ditambah stres pekerjaan, pandemi, kurang berolahraga, umumnya lelaki sekarang ini loyo," kata Boyke.
Dalam kesempatan itu, Vice President Wanita Indonesia Sehat dan Harmonis (WISH) Dhila mengatakan saat ini muncul gaya hidup yang disebut hustle culture yakni tekanan untuk bekerja lebih banyak dan lebih sibuk dari yang lain bahkan dianggap hal yang normal.
Hal itu antara lain didorong kebutuhan hidup yang tinggi, budaya kerja yang mulai bergeser dari kebutuhan hingga jadi kebiasaan.
Padahal gaya hidup ini bisa berdampak pada kesehatan, fisik dan mental, yang bisa berujung pada masalah vitalitas pria dan masalah seksual lainnya.
Menurut dia, karena kelelahan dan banyaknya tekanan hidup, tak jarang hal ini memicu penurunan gairah seks pria.