SuaraMalang.id - Wakil Bupati Jember Muhammad Balya Firjaun Barlaman turun tangan meredam gejolak pasca serangan di Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo hingga rumah dan harta benda warga ludes dibakar.
Gus Firjaun mengatakan, pihak TNI dan kepolisian telah mengumpulkan berbagai informasi mengenai pemicu penyerangan.
“Kemarin saya bersama Pak Dandim dan Kapolres melihat lokasi sekaligus ingin mengumpulkan informasi, untuk menarik kesimpulan apa penyebab utamanya. Data-data itu sudah dikumpulkan kepolisian. Saat ini tengah dalam tahap penyelidikan dan penyidikan,” kata Firjaun mengutip dari Beritajatim.com, Jumat (5/8/2022).
Namun, lanjut dia, belum diketahui penyebab pasti terjadinya penyerangan tersebut. Diketahui, sudah terjadi tiga kali penyerangan sepanjang Juli hingga Agustus 2022. Kerusakan dampak penyerangan itu, tiga mobil, 20 motor, poskamling, dan alat pemotong rumput.
Baca Juga:Perempuan Membabibuta Serang Bocah TK di China, Kabur Tertangkap Setelah Dikejar Ribuan Polisi
“Saya belum bisa menyimpulkan. Tapi memang curahan hati masyarakat, ada pihak-pihak yang merugikan masyarakat, seperti minta setoran, mengambil ternak, dan lain-lain. Ini yang akan diusut polisi. Ini harus ditelusuri apakah benar informasi itu,” kata Firjaun.
“Ada akumulasi persoalan di sana. Ada banyak pihak. Kami akan telusuri itu. Kami berharap tenang dululah, biar kepolisian bekerja dengan maksimal dan cepat, sehingga persoalan di Mulyorejo bisa terurai. Masyarakat juga ingin tenang,” kata Firjaun.
Polisi menduga massa berasal dari Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi.
“Kalau memang betul begitu, kami akan koordinasikan dengan pemimpin di wilayah itu. Itu masih ditelusuri semua,” kata Firjaun.
Pemkab Jember akan berusaha keras membantu polisi.
“Termasuk menyampaikan kepada masyarakat agar tak takut menyampaikan informasi. Semua akan dijamin kerahasiaannya. Kalau ada isu beredar, jangan dikembangkan sebelum itu betul-betul jelas. Sebelumya banyak beredar isu-isu A, B, C,” kata Firjaun.
“Kami minta kepada masyarakat agar semuanya menahan diri, karena ini negara hukum. Semua harus patuh kepada hukum. Siapa yang melanggar, tentu ada sanksi hukum yang berlaku di Indonesia. Saya tekankan itu. Apalagi hukum agama yang dilanggar, artinya melakukan perbuatan zalim kepada orang lain bukan hanya hukum negara yang dilanggar, karena hukum negara dan agama relatif berjalan seiring,” kata Firjaun.
Firjaun juga meminta para tokoh masyarakat setempat agar melakukan penjagaan keamanan swakarsa dengan melibatkan TNI-Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja.
“Kita berdoa bersama-sama semoga semua bisa segera teratasi,” katanya.