Ini Alasan Kenapa Mama Harus Melarang Anaknya Main Gadget Saat Makan

Memberi makan anak memang gampang-gampang susah. Salah satu hal yang biasa dilakukan para orangtua agar anaknya makan adalah memberinya mainan, salah satunya gadget.

Muhammad Taufiq
Selasa, 02 Agustus 2022 | 22:34 WIB
Ini Alasan Kenapa Mama Harus Melarang Anaknya Main Gadget Saat Makan
Ilustrasi anak-anak bermain gadget (Pexels.com/Jessica Lewis Creative)

SuaraMalang.id - Memberi makan anak memang gampang-gampang susah. Salah satu hal yang biasa dilakukan para orangtua agar anaknya makan adalah memberinya mainan, salah satunya gadget.

Padahal, ternyata membiarkan anak main gadget saat makan ternyata memiliki efek kurang baik. Hal ini disampaikan Psikolog keluarga dari Universitas Indonesia Irma Gustiana Andriani.

Oleh sebab itu Ia menyarankan orang tua untuk tidak menyediakan gadget teknologi seperti tablet, ponsel pintar, dan televisi saat waktu makan anak.

"Sekarang ini banyak yang membiarkan anak makan sambil menonton (tayangan) di gadget. Ini berpengaruh pada anak yang tidak meresapi cita rasa yang masuk ke dalam mulutnya, karena fokusnya berada pada layar," katanya dikutip dari Antara, Selasa (02/08/2022).

Baca Juga:Cara Jitu Melindungi Anak dari Berbagai Masalah Kesehatan

Menurut Irma, penting bagi anak untuk benar-benar berproses dalam mengenal dan mengingat cita rasa makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuhnya.

"Sehingga, kalau waktunya makan, ya makan saja. Karena, kalau dilakukan bersama kegiatan lain seperti menonton di gadget, anak tidak bisa mengingat cita rasa dan tekstur, dan ini nantinya akan mempengaruhi pola makan dia ke depan," ujar dia.

Lebih lanjut, Irma mengatakan bahwa kegiatan makan memiliki pengaruh pada psikis seseorang. Ia menjelaskan, perilaku makan adalah pandangan dan tindakan seseorang terhadap makanan yang dipengaruhi oleh persepsi.

Tak jarang pula orang tua kesulitan saat memberikan makan kepada si buah hati. Irma mengatakan, terdapat konflik emosional yang terbentuk di saat waktu makan tersebut tiba (emotional feeding conflict). Hal ini membuat proses makan menjadi tidak menyenangkan dan bisa memicu adanya gangguan makan di masa dewasa.

"Terjadi perang psikis antara yang memberi makan dan anak saat proses ini terjadi. Waktu makan bisa menjadi sutuasi yang kurang menyenangkan. Anak menolak makan, ibu frustasi, dan muncul komparasi mengingat orang tua sekarang ini juga belajar parenting lewat media sosial," jelas Irma.

Baca Juga:Orang Tua Jadi Kunci Penting Penanganan Stunting dalam Tingkat Keluarga

"Selain membuat beban bagi orang tua, bisa membuat hubungan orang tua dan anak kurang harmonis, dapat menimbulkan trauma, dan status gizi anak menjadi kurang," lanjut Founder Klinik Psikologi Ruangtumbuh.id itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini