Agusta Jaka Purwana, salah satu eksportir tembakau, mengatakan, erupsi tidak terlalu besar dan hanya terjadi sekitar sembilan menit.
"Arah debu vulkanik ke utara dan barat laut. Posisi tanaman kamu ada di barat daya sampai selatan Gunung Raung sehingga sampai detik ini belum terdampak. Mudah-mudahan tidak ada erupsi lanjutan," katanya.
Kendati belum berdampak, Agusta tetap menyiapkan air untuk membersihkan daun yang tertempel abu vulkanik. Ia tahu, beberapa tahun lalu, abu vulkanik Gunung Raung menyebabkan beberapa ton tembakau tidak bisa terkirim.
"Abu vulkanik menempel, sehingga tidak bisa diolah lebih lanjut. Kami sudah mengantisipasi berdasarkan pengalaman tahun lalu," katanya.
Baca Juga:Erupsi Gunung Raung, BPBD dan PMI Jember Bagikan Masker
Berdasarkan informasi yang diterima BPBD Jember, erupsi terjadi pada pukul 17:19 – 17:28 WIB. Tinggi kolom abu kurang lebih 1.500 meter di atas puncak.
"Hujan abu mengguyur Kecamatan Ledokombo. Itu informasi sementara dan perlu pengecekan ke berbagai wilayah. Tiga kecamatan terdekat dengan Raung adalah Ledokombo, Silo, dan Sumberjambe," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Heru Widagdo.
Heru mengimbau kepada warga untuk beraktivitas di luar rumah dengan mengenakan masker. Tahun 2015, semburan abu dari Raung sempat mengguyur hingga kawasan perkotaan Jember.
"Tim reaksi cepat BPBD selalu siaga. Namun sejauh ini situasi masih normal. Abu mengguyur tergantung arah angin juga," katanya.
"Kemarin malam banyak orang kelilipan. Tenyata ada abu vulkanik. Saya minta kepada orang yang kelilipan agar segera membersihkan mata dengan air yang mengalir. Jangan dikucek karena bisa membahayakan mata. Selain itu juga bisa memicy infeksi saluran pernapasan atas," kata Totok.
Baca Juga:Pendaki dan Warga Dilarang Mendekati Serta Berkemah di Kaldera Sekitar Kawah Gunung Raung