Anggap Tak Adil, Emak-emak Mengamuk Saat Pendistribusian Minyak Goreng Curah di Malang

Pendistribusian minyak goreng curah di Kota Malang diwarnai amukan seorang ibu-ibu, Kamis (24/3/2022).

Muhammad Taufiq
Kamis, 24 Maret 2022 | 17:27 WIB
Anggap Tak Adil, Emak-emak Mengamuk Saat Pendistribusian Minyak Goreng Curah di Malang
Emak-emak mengamuk saat pendistribusian minyak goreng curah di Kota Malang [SuaraMalang/Bob Bimantara]

SuaraMalang.id - Pendistribusian minyak goreng curah di Kota Malang diwarnai amukan seorang ibu-ibu, Kamis (24/3/2022).

Di tengah-tengah pengisian jurigen dari tangki truk, terpantau ibu-ibu memprotes bahwa pembagian minyak goreng curah itu tidak adil.

Ibu-ibu berkerudung itu pun langsung meminta penjelasan ke salah satu petugas dengan marah-marah.

"Gak boleh gini ini mas. Yang pasar lain ini 1700 liter. Ini kok Pasar Bunul gak segitu. Harus sama," kata salah satu ibu-ibu itu ke petugas pendistribusian minyak goreng curah di Pasar Bunul Kota Malang, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga:Pengamat: Pemerintah Gagal Keluarkan Kebijakan Ideal untuk Minyak Goreng

"Gak adil itu jangan toko besar China-china dikasih besar jangan. Toko-toko kecil itu pedagang kecil itu meskipun dua atau tiga liter harus dapat semua. Kalau masalah minyak ini ya gak masalah orang kaya, semua orang butuh," tegasnya.

Saat dikonfirmasi nama ibu itu adalah Hj. Nari. Dia mengaku sebagai koordinator pedagang Pasar Bunul.

Pedagang ayam potong ini, mengaku pendistribusian minyak goreng curah dari Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Kota Malang ini tidak adil.

"Nah di Pasar Bunul ini kok gak dikasih sama. Kalau 6000 liter pembagiannya harus dibagi empat pasar ya 1500 liter-an semua. Kalau tidak rata ya saya tidak mau," ujarnya dikonfirmasi di lokasi, Kamis (24/3/2022).

Nari pun menjelaskan, dia memperjuangkan keadilan itu karena dia mengaku diprotes para pedagang-pedagang di Pasar Bunul.

Baca Juga:Antrean Minyak Goreng Curah di Kota Jogja, Dibatasi Hanya Dapat 5 Liter

"Tadi itu saya seperti ditempeleng ngalor ngidul (kena protes sana-sini) lah ini pedagang Pasar Bunul katanya gak 1500. Ya saya kroscek Pasar Lesanpuro 1700 liter kok bisa. Ini yang saya gak mau jadi saya protes," tutur dia.

Tak hanya itu, acara pendistribusian minyak goreng curah ini juga dinilainya minim sosialisasi.

Pasalnya, ibu-ibu yang bukan pedagang pasar juga ikut mengantre untuk membeli minyak goreng curah.

Dia pun harus secara palan-palan menjelaskan, karena ibu-ibu yang datang ke Pasar Bunul itu juga sedang emosi dan membutuhkan minyak goreng dengan harga murah.

"Lho maaf ibu-ibu, ini informasi dari mana. Kata ibu-ibu itu dari teman-temannya. Saya jelaskan pelan-pelan. Soalnga ngomong sama orang umum susah. Saya jelaskan ke ibu-ibu itu bahwa minyak goreng ini bukan untuk warga umum tapi hanya untuk pedagang pasar," ujarnya.

Ibu-ibu pencari minyak goreng curah, kata Nari, sempat protes. Mereka memaksa untuk bisa dapat dengan alasan kebutuhan sehari-hari.

"Iya saya tahu ibu-ibu juga butuh makan. Saya tahu. Nanti kalau ibu-ibu mau beli minyak murah nanti setelah pembagian di empat pasar ini," katanya menirukan penjelasannya ke ibu-ibu.

Sementara itu, Analis Muda Diskopindag Kota Malang, Eka Winanta menjelaskan pembagian minyak goreng curah ini hanyalah untuk pedagang minyak goreng di empat pasar tradisional.

"Kalau ibu-ibu yang bukan pedagang minyak goreng bisa beli di pedagang di pasar. Kami jual ke para pedagang melalui distribusi ini seharga Rp 13 ribu kalau ibu-ibu pedagang seharga Rp 14 ribu," tuturnya.

Dia pun menjelaskan, pendistribusian minyak goreng curah ini dibagikan secara adil ke pedagang minyak goreng di empat pasar tradisional, yakni Pasar Bunul, Lesanpuro, Madyopuro, dan Sawojajar.

Setiap pasar dialokasikan 1500 liter minyak goreng. Sementara total minyak goreng yang dibagikan untuk empat pasar itu ialah 6000 liter.

"Dan setiap pedagang juga kami batasi palinh kecil lima liter dan maksimal 20 liter minyak goreng," katanya menegaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini